Sabtu 27 Apr 2019 16:24 WIB

Serang 8 Muslim, Mantan Tentara AS Terancam Sanksi Berat

Mantan tentara AS tersebut diduga terkena gangguan jiwa

Ilustrasi penyerangan.
Foto: kaskus
Ilustrasi penyerangan.

REPUBLIKA.CO.ID, SAN FRANCISCO — Seorang veteran Perang Irak menyerang sekelompok pejalan kaki yang diduga Muslim. Pihak berwenang di California mengatakan penyerang yang bernama Isaiah Joel Peoples (34 tahun) itu, menghadapi delapan dakwaan atas percobaan pembunuhan, karena melukai delapan orang. Setidaknya, sebanyak empat korban masih dirawat di rumah sakit.

Cedera paling serius dialami seorang gadis berusia 13 tahun dari Kota Sunnyvale. Gadis yang terbaring koma karena trauma otak itu, merupakan keturunan Asia Selatan.

Baca Juga

“Bukti baru menunjukkan, terdakwa dengan sengaja menargetkan para korban berdasarkan ras mereka dan keyakinannya bahwa mereka beragama Islam,” kata Kepala Polisi Sunnyvale, Phan Ngo, sebagaimana dilansir Asociated Press Jumat (26/4).

Peoples hadir di Pengadilan Tinggi Wilayah Santa Clara pada Jumat. Dia tidak memasukkan pembelaan dan ditahan tanpa jaminan.

Berdasarkan keterangan keluarganya, mantan penembak jitu Angkatan Darat AS itu mengalami gangguan stres, setelah bertugas di Irak.

Pengacara Peoples, Chuck Smith mengatakan kecelakaan itu bukan suatu hal kesengajaan. Smith tidak membantah aksi penyerangan Peoples, tetapi dia menganggap hal itu karena masalah kondisi mental kliennya.

“Dia melayani negara kita, dengan terhormat dan mengagumkan, dan dia menjalani kehidupan yang tanpa jeda,” kata Smith.

Awalnya, Peoples berencana menghadiri kelas Alkitab di pinggiran Siliconvale, pinggiran kota Sunnyvale, Selasa lalu. Peoples mengaku dirinya sengaja menyerang kelompok pria, wanita, dan anak-anak. Gadis berusia 13 tahun itu dipukul bersama ayah dan saudara lelakinya.

Kepala Asisten Jaksa Wilayah Santa Clara, Jay Boyarsky, mengatakan terdakwa terancam hukuman seumur hidup di penjara. Pengadilan akan mengajukan tuduhan kejahatan rasial, jika dibenarkan.

“Ada bukti yang sangat mengerikan dan mengganggu bahwa setidaknya satu atau dua dari korban ini menjadi sasaran berdasarkan pandangan terdakwa tentang apa ras atau agama mereka,” kata Boyarsky.

Peoples tidak menunjukkan penyesalan, setelah mobilnya yang berkecepatan tinggi menabrak sekelompok orang di persimpangan.

Salah satu saksi, Don Draper, mengatakan dirinya mendekati mobil Peoples setelah ditabrak. Dia mendapati Peoples bergumam berulang kali, “Terima kasih, Yesus. Terima kasih, Yesus.”

Keluarga dan teman-teman menggambarkan Peoples sebagai sosok pendiam dan sopan. Karena itu, mereka terkejut atas tindakan yang dilakukan Peoples.

Ibu Peoples, Leevell Peoples of Sacramento mengatakan putranya mengalami masa-masa buruk dengan PTSD pada 2015. Saat itu, Peoples dirawat di rumah sakit.

Peoples bertugas di Irak pada 2005 dan 2006. Kemudian, Peoples diberhentikan secara terhormat dari Angkatan Darat. Saat ini, kepolisian sedang menyelidiki laporan PTSD. Peoples tidak memiliki catatan kriminal dan memiliki satu senapan yang bisa dibongkar di bagasi kendaraannya. 

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement