REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pentagon mengatakan akan mengirim 300 prajurit lagi ke perbatasan dengan Meksiko, Jumat (26/4). Di antara prajurit tersebut adalah sekitar 100 personel yang memiliki keahlian sebagai juru masak.
Mereka akan menangani penyediaan makanan. Hal ini berbeda dari kebijakan yang sudah diterapkan sebelumnya guna menghindari tentara yang datang melakukan kontak dengan para migran.
Inilah isyarat paling akhir dari peran dukungan militer AS yang berkembang bagi kebijakan-kebijakan imigrasi Presiden Donald Trump yang dituduh bermuatan politik. Awal bulan ini, Trump mengatakan ia akan memobilisasi militer di perbatasan dengan Meksiko setelah mendengarkan cerita mengenai para migran yang melintasi perbatasan dari orang-orang yang menghadiri acara pengumpulan dana partai Republik.
Sebelumnya, Pentagon mengatakan tak ada rencana bagi pasukan AS berinteraksi dengan para migran karena mereka mendukung para petugas perbatasan yang menangani imigrasi ilegal. Juru bicara Pentagon Charlie Summers mengatakan selain juru masak, Pentagon juga akan mengirim 160 sopir dan 20 pengacara.
"Kami akan kirim sejumlah tentara kami menangani penyediaan makanan, karena itu (mereka) akan melakukan kontak dengan para migran," kata Summers.
Menurut dia, hal itu merupakan amandemen atas kebijakan yang berlaku saat ini. Tentara AS membantu para petugas Patroli Perbatasan yang sudah berusaha menangani peningkatan jumlah migran untuk mencari suaka.
Departmen Keamanan Dalam Negeri mengerahkan sekitar 750 personel beberapa pekan lalu ke perbatasan itu guna mengatasi peningkatan tersebut, menyebabkan lambatnya perlintasan legal dan perniagaan di pelabuhan-pelabuhan yang menjadi pintu masuk. Summers mengatakan penjabat Menteri Pertahanan Patrick Shanahan belum menandatangani permintaan bagi bantuan dari Departemen Keamanan Dalam Negeri, tetapi ia memperkirakan Shahnahan akan menandatanganinya.
Saat ini ada sekitar 5.000 personel yang aktif dan tentara Penjaga Nasional dekat perbatasan kendati jumlahnya berfluktuasi. Sudah ada kekhawatiran mengenai peran militer yang meningkat di perbatasan dengan Meksiko itu.