REPUBLIKA.CO.ID, BREBES -- Pihak Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menilai pemilihan umum (pemilu) yang telah dihelat pada 17 April lalu mesti dievaluasi secara menyeluruh. Hal itu bertujuan untuk memperbaiki pelaksanaan pesta demokrasi pada tahun-tahun mendatang.
Demikian disampaikan Direktur Materi Debat BPN Prabowo-Sandi, Sudirman Said. Mantan menteri ESDM itu menyebut adanya sejumlah kekurangan dari pemilu tahun ini. Indikasinya, antara lain, banyaknya laporan tentang kecurangan di tengah masyaraka. Selain itu, kabar tentang banyaknya petugas yang jatuh sakit atau bahkan meninggal dunia saat bertugas menghitung suara.
"Saya kira, perlu evaluasi menyeluruh terhadap jalannya Pemilu 2019 ini. Laporan kecurangan terjadi di mana-mana. Dan yang tak kalah mengenaskan, banyak petugas penyelenggaran pemilu yang jadi korban, baik sakit maupun meninggal," kata Sudirman Said di Brebes, Jawa Tengah, Sabtu (27/4).
Dia berharap, pemilu mendatang dapat dikelola secara lebih baik lagi, yakni mulai dari proses awal hingga pelaksanaan pesta demokrasi itu. Baginya, cukup Pemilu 2019 saja yang menampilkan kekacauan. "Ke depan Pemilu harus managable (terkelola dengan baik) sehingga tidak chaotic (kacau) seperti sekarang," jelasnya.
Terkait banyaknya korban dari pihak petugas pemilu, dia berharap pemerintah memberi perhatian khusus kepada keluarga korban. Dia menyebut mereka, baik yang jatuh sakit maupun yang meninggal dunia, sebagai "pahlawan demokrasi."
Sebab, mereka dinilai berjasa dalam menjaga suara rakyat. Apalagi , sebagian dari para petugas itu adalah kalangan rakyat biasa, termasuk yang di desa-desa. Mereka antara lain sehari-hari bekerja sebagai buruh tani atau petugas keamanan.
"Sudah sepatutnya pemerintah memberi perhatian khusus kepada mereka. Mereka adalah pahlawan demokrasi, pengawal suara rakyat," pungkas dia.
Dalam kesempatan di kota tersebut, dia sempat melakukan takziah ke kediaman almarhum Sudarman di Desa Anggamaya, Larangan. Sudarman merupakan salah satu petugas TPS yang meninggal akibat kelelahan saat menjalankan kewajibannya.
Pada sore hari yang sama, Sudirman Said juga bertakziah ke kediaman almarhum Saiful Bahri, yang sebelumnya petugas TPS di Desa Ciawi, Banjarharjo, Brebes.
Sudirman Said juga memberikan santunan pada tiap keluarga korban. Bahkan, dia juga menjamin biaya sekolah untuk anak tunggal almarhum Saiful Bahri, yang tak melanjutkan pendidikan setelah lulus madrasah tsanawiyah tiga tahun lalu.