Ahad 28 Apr 2019 09:04 WIB

Polisi dan Terduga Teroris di Sri Lanka Terlibat Baku Tembak

Polisi Sri Lanka dan terduga teroris di balik serangan gereja terlibat baku tembak

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Polisi dan tentara Sri Lanka memperlihatkan bahan pembuat bom dari tempat persembunyian militan saat baku tembak di Sri Lanka, Sabtu (27/4).
Foto: AP Photo/Achala Upendra
Polisi dan tentara Sri Lanka memperlihatkan bahan pembuat bom dari tempat persembunyian militan saat baku tembak di Sri Lanka, Sabtu (27/4).

REPUBLIKA.CO.ID, KOLOMBO -- Kepolisian Sri Lanka melakukan baku tembak dengan kelompok yang diduga menjadi dalang di balik serangan bom gereja dan hotel. Dalam baku tembak tersebut, istri dan anak perempuan dari terduga teroris mengalami luka-luka. 

Baku tembak terjadi di sebuah rumah perlindungan pada Jumat (26/4) lalu, tepatnya di Sainthamaruthu, distrik Ampara di pantai timur. Polisi memburu sejumlah orang yang diduga terkait dengan Mohamed Hashim Mohamed Zahran, yang merupakan dalang dari serangan bom bunuh diri di tiga gereja dan tiga hotel mewah pada saat Paskah. 

Baca Juga

"Ya, istri dan putrinya terluka dalam serangan (baku tembak) itu. Saya diminta datang untuk mengindentifikasi mereka tetapi saya tidak yakin bisa pergi ke sana," ujar saudara perempuan Zahran, Mohamed Hashim Mathaniya kepada Reuters dari kota Kattankudy di timur, Ahad (28/4).

Dalam baku tembak tersebut, terduga pelaku yang terkait dengan serangan bom bunuh diri Paskah melepaskan tembakan dan meledakkan sejumlah bahan peledak. Dalam baku tembak ini, polisi menemukan 15 jenazah, enam diantaranya merupakan anak-anak. Sementara itu, seorang gadis dan seorang wanita selamat dari serangan baku tembak tersebut, namun mereka terluka parah dan harus dirawat di rumah sakit. 

Juru bicara kepolisian, Ruwan Gunasekara mengatakan, pasukan komando polisi yang didukung oleh tentara telah mengepung sebuah rumah di Sainthamaruthu, yang terletak 364 kilometer di sebelah timur ibukota pada Jumat malam. Pengepungan tersebut berdasarkan kecurigaan adanya hubungan dengan pengeboman pada hari Paskah akhir pekan lalu. Gunasekara mengatakan, ketika pengepungan berlangsung terjadi tembakan dan disusul dengan setidaknya tiga ledakan dari dalam rumah tersebut.

"Kami telah mencari tempat itu dan menemukan 15 mayat di antaranya 12 dari mereka berada di dalam rumah dan tiga di luar. Tiga dari yang tewas adalah perempuan dan enam adalah anak-anak," kata Gunasekara.

Gunasekara mengatakan, operasi pencarian besar sedang berlangsung di daerah yang merupakan wilayah mayoritas Muslim. Operasi dilakukan di bawah jam malam yang telah diperpanjang tanpa batas waktu. Beberapa jam sebelum pengepungan itu, polisi menangkap tujuh orang dan mendeteksi sejumlah besar bahan peledak dari rumah tempat tinggal yang terletak sekitar enam kilometer.

Selama operasi di Sammanthurai, polisi menyita rompi bunuh diri, bahan peledak, sebuah pesawat tak berawak dan bendera yang menampilkan lambang kelompok ISIS. Sebelumnya, ISIS telah mengklaim berada di balik serangan pada hari Paskah tersebut. Selain itu, polisi juga menemukan 100 ribu bantalan bola, yang biasanya digunakan untuk mengintensifkan dampak ledakan.

Sejumlah besar pasukan keamanan telah dipindahkan ke daerah itu untuk operasi pencarian dari rumah ke rumah. Di ibukota Kolombo, polisi menangkap tiga orang yang mereka temukan memiliki satu kilogram bahan peledak di dekat stasiun kereta api. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement