Ahad 28 Apr 2019 09:59 WIB

Pemerintah Gencarkan GIB Sebagai Identitas Nasional

Acara Gerakan Indonesia Bersih (GIB) diadakan pada Hari Bebas Kendaraan, Ahad

Rep: Imas Damayanti/ Red: Hasanul Rizqa
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan bersama Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat memberikan keterangan tentang Gerakan Indonesia Bersih (GIB), di area CFD Bunderan HI, Jakarta, Ahad (28/4).
Foto: Republika/Imas Damayanti
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan bersama Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat memberikan keterangan tentang Gerakan Indonesia Bersih (GIB), di area CFD Bunderan HI, Jakarta, Ahad (28/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bersama dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman menggelar acara Gerakan Indonesia Bersih (GIB) di area Hari Bebas Kendaraan (Car-Free Day/CFD), Bunderan Hotel Indonesia, Jakarta, Ahad (28/4). Acara tersebut merupakan kegiatan bersih-bersih dan mengampanyekan peduli lingkungan sebagai identitas nasional.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, GIB merupakan gerakan bersama sebagai tanggung jawab agar menjaga Indonesia lebih bersih lagi. Menurutnya, program pengelolaan sampah menjadi program pemerintah yang sangat penting yang harus dilakukan secara terpadu oleh semua pihak.

Baca Juga

“Selain itu, pengelolaan sampah juga harus memiliki manfaat ekonomi dan lingkungan. Dan yang paling penting, harus dapat mengubah perilaku masyarakat akan lingkungan,” kata Luhut, di CFD Bunderan HI, Jakarta, Ahad (28/4).

Luhut menuturkan, upaya pengelolaan sampah dapat menambah nilai ekonomi apabila dilakukan secara baik. Dia mencontohkan, aspal plastik yang terus diupayakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) merupakan salah satu hal yang sedang digenjot pemerintah.

Dia menjelaskan, sebagai negara dengan kepulauan terbesar, Indonesia memiliki banyak sumber daya kelautan dan perikanan termasuk potensi wisata yang sudah menjadi tujuan wisata dunia.

Di sisi lain, Indonesia justru berhadapan dengan masalah sampah plastik yang sudah mencemari laut dan berdampak merusak pada ekosistem.

Luhut mencontohkan, apabila sampah plastik masuk ke laut dan dimakan ikan, maka ekosistem akan terpapar. Dan apabila ikan-ikan yang terpapar mikro plastik tersebut dikonsumsi manusia, maka akan menimbulkan dampak negatif kepada kesehatan berupa kanker dan potensi melahirkan generasi stunting.

Saat ini, GIB sudah ada di 12 daerah. Untuk itu dia berharap, upaya menggerakkan masyarakat agar peduli terhadap lingkungan dioptimalisasikan secara maksimal. Luhut juga mengajak kepada seluruh elemen untuk menyadari dampak penggunaan plastik yang dipakai sehari-hari.

“Maka kita perlu memberikan edukasi kepada masyarakat secara konsisten, GIB ini akan kita upayakan terus meluas,” kata dia.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi yang juga hadir dalam kegiatan tersebut turut mendukung program GIB. Menurut Budi, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan ikut serta dalam mengupayakan program pengelolaan sampah pemerintah. Salah satu caranya, kata dia, dengan memberi imbauan kepada pengguna transportasi untuk selalu membuang sampah di tempatnya.

“Kemenbub akan ikut serta, baik di darat, udara, dan laut,” kata dia.

Melalui keterangan persnya, Menteri KLHK Siti Nurbaya menyampaikan pentingnya GIB hadir di tengah-tengah masyarakat. Terkait pengelolaan sampah, dia menjelaskan, saat ini sudah banyak progeam yang dilakukan pemerintah dalam hal penanganan sampah.

Adapun program yang dimaksud adalah menyediakan fasilitas tempat pembuangan sampah reuse, reduce, recycle (TPS 3R), sanitasi, total berbasis masyaralat, program waste to energy (PLTS), instalasi pengelolaan air limbah, serta sistem pengelolaan sampah refuse derived fuel atau Gerakan Industri Hijau.

“Tapi, dengan jumlah masyarakat Indonesia sebesar 260 juta ini, tentu saja dibutuhkan perubahan kebiasaan terhadap sampah. Ubah pola pikir dan kebiasaan terhadap lingkungan,” kata dia.

Pada acara yang sama, pemerintah juga meluncurkan maskot GIB. Mereka terdiri atas Amboi, Meta, dan Gurano. Nama Amboi diambil dari bahasa Latin yang berarti 'udang pembersih'.

Meta berarti ikan kepe-kepe yang merupakan ikan hias oenanda kesehatan terumbu karang, dan Gurano yang merupakan hiu paus yang gemar menolong hewan laut lain. Maskot-maskot tersebut diluncurkan guna menyadarkan masyarakat pentingnya menjaga kesehatan laut.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement