Ahad 28 Apr 2019 10:56 WIB

Penggundulan Hutan Brasil Nomor Satu di Dunia

Brasil merupakan rumah bagi 60 persen hutan hujan tropis Amazon.

Sisa kayu yang ditebang oleh pelaku ilegal logging di Hutan Amazon Brazil
Foto: Ueslei Marcelino/Reuters
Sisa kayu yang ditebang oleh pelaku ilegal logging di Hutan Amazon Brazil

REPUBLIKA.CO.ID, BRASILIA -- Brasil memimpin dunia dalam deforestasi tahun lalu. Penggundulan hutan hujan tropis di negara terbesar di Amerika Selatan itu turun 70 persen dibandingkan dengan 2017.

Data dari Global Forest Watch, yang dikelola oleh World Resources Institute (WRI) yang berkantor pusat di AS menyebutkan Brasil kehilangan 13.471 Km persegi hutan hujan tropis pada 2018. Jumlah kawasan tersebut hampir seukuran Connecticut, negara bagian di Amerika Serikat.

Baca Juga

Namun, angka tersebut merupakan penurunan signifikan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya ketika kebakaran hutan berskala besar menimbulkan kerugian relatif besar di Brasil. Berdasarkan data yang dikeluarkan Global Forest Watch pada Kamis (25/4), kehilangan hutan tua, yang merupakan kunci melestarikan keanekaragaman hayati, terjadi setelah kebakaran bersejarah dua tahun. Namun, masih tetap naik di atas level-level sebelumnya dalam dekade itu.

photo
Truk pembawa batang kayu milik pelaku ilegal logging di Hutan Amazon Brasil dibakar di tempat oleh petugas gabungan militer dan kepolisian.

"Kendati kehilangan pada 2018 diakibatkan sebagian oleh kebakaran, sebagian besar tampaknya akibat pembalakan di Amazon, menimbulkan risiko penurunan dalam penggundulan hutan yang negara itu capai pada awal 2000-an," kata para peneliti.

Brasil merupakan rumah bagi 60 persen Amazon, hutan hujan tropis terbesar di dunia yang menyerap karbon dioksida dalam jumlah besar dan dipandang sebagai perlindungan vital terhadap pemanasan global. Republik Demokratik Kongo berada di posisi kedua dalam kerugian hutan dengan 4.812 Km persegi hutannya tak ada lagi.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement