Ahad 28 Apr 2019 17:23 WIB

Terduga Pelaku Bom Sri Lanka Diindoktrinasi di India

Terduga pelaku serangan bom Sri Lanka diindoktrinasi dan dilatih di India Selatan

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Aksi pasukan keamanan di Sri lanka pasca serangan bom sebuah mobil dekat Gereja St. Anthony Kochchikade, Kolombo, Sri Lanka
Foto: EPA
Aksi pasukan keamanan di Sri lanka pasca serangan bom sebuah mobil dekat Gereja St. Anthony Kochchikade, Kolombo, Sri Lanka

REPUBLIKA.CO.ID, KOLOMBO -- Penyelidik telah mengidentifikasi bahwa Zahran Hashim, pemimpin organisasi National Thowheed Jamaath, diyakini sebagai sosok yang mengeksekusi ledakan yang sangat terkoordinasi di gereja dan hotel pada hari perayaan Paskah pada 21 April lalu di Sri Lanka. Dalam insiden serangan bom tersebut, setidaknya 253 orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka.

Menurut sumber militer utama Sri Lanka, Zahran Hashim yang diyakini mendalangi serangan Paskah itu menghabiskan waktu di India selatan. Dua hari pasca insiden serangan bom, Negara Islam atau ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Mereka kemudian merilis gambar delapan tersangka pengeboman. 

Baca Juga

Pria yang terlihat berdiri di tengah di foto itu diyakini adalah Hashim. Sementara para jihadis lainnya menutupi wajah mereka dengan syal. Penyelidik Sri Lanka telah mengidentifikasi sembilan pelaku bom bunuh diri tersebut, termasuk seorang wanita. 

"Kami melihat ke angle ISIS. Kami juga menduga beberapa pemuda radikal itu diindoktrinasi dan dilatih di India, mungkin Tamil Nadu," kata pejabat senior yang tak disebutkan namanya, dilansir dari The News, Ahad (28/4). 

Para pejabat India tidak berkomentar bahwa Hashim bepergian ke India. Namun, pejabat Sri Lanka menunjuk pada bukti adanya hubungan virtual yang Hashim pertahankan dengan pemuda yang diyakini berasal dari India. Seorang pejabat mengatakan, lebih dari 100 pengikut halaman Facebook Hashim tengah diselidiki oleh Badan Investigasi Nasional (NIA) Sri Lanka. 

Petunjuk pertama berupa video doktrinal Hashim, ditujukan kemungkinan pemuda radikal, muncul ketika otoritas India menginterogasi tujuh anggota kelompok yang pemimpinnya adalah pengikut Hashim. Pejabat Sri Lanka mengatakan, orang-orang itu adalah simpatisan ISIS dan ditangkap pada September 2018 di Coimbatore, India. Mereka ditangkap dengan dugaan merencanakan pembunuhan terhadap para pemimpin politik dan agama tertentu di India. 

Pihak berwenang Sri Lanka pada Jumat lalu mengonfirmasi bahwa Hashim adalah salah satu dari dua pelaku bom bunuh diri yang melakukan ledakan di hotel Shangri-La, di Galle Road di Kolombi, ibukota Sri Lanka. Hashim diketahui memimpin kelompok Islam radikal di Kattankudy, di distrik Batticaloa, provinsi timur Sri Lanka. Ia dikenal menganut ide-ide keagamaan ekstremis. Bahkan, kerap membuat masyarakat tidak nyaman. 

Awal pekan ini, penduduk setempat mengatakan kepada The Hindu bahwa Hashim telah meninggalkan kota itu dua tahun lalu setelah perselisihan sengit dengan Moulavi, cendekiawan agama, tentang praktik Islam. Menurut tokoh setempat, sejak itu Hashim melarikan diri. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement