REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Desa Tanjung Burung, Kecamatan Teluknaga, Kabupaten Tangerang, Banten, yang rumah penduduknya berlokasi di dekat muara Sungai Cisadane menjadi wilayah terparah yang terdampak banjir. Korban banjir pun berharap pemerintah pusat membangun tanggul penahan air meluapnya Sungai Cisadane.
"Banyak laporan dan aspirasi warga bahwa solusi banjir yakni dibangun tanggul," kata Sekretaris Desa Tanjung Burung, Teluknaga, Hasan Basri di Tangerang, Ahad.
Hasan mengatakan lokasi terparah diterjang banjir adalah di Kampung Beting dan Cirumpak karena letak rumah penduduk rendah di banding bantaran Sungai Cisadane. Sebanyak 1.265 kepala keluarga (KK) di Tanjung Burung terdampak banjir.
Warga menyelamatkan anggota keluarganya saat rumah mereka terendam banjir akibat luapan sungai Cisadane di kawasan Karawaci, Tangerang, Banten, Jumat (26/4/2019).
Dia mengatakan mengenai usulan membangun tanggul tersebut sudah pernah disampaikan kepada camat, anggota DPRD setempat demi menghindari kawasan pemukiman dari terjangan air bah. Meski pemerintah pusat telah membangun tanggul di beberapa lokasi terendah lainnya sepanjang bantaran Cisadane, tapi diperlukan dibangun di Kampung Beting dan Cirumpak.
"Jika sekitar 3,1 km dibangun tanggul maka daerah ini dapat terhindar dari banjir," katanya.
Dia mengungkapkan, kendalanya pemerintah daerah harus membebaskan lahan di samping sungai dengan lebar 10 meter, agar pekerjaan proyek tanggul mengunakan alat berat tidak terganggu. Menurut dia, lahan di samping Sungai Cisadane adalah milik penduduk sekitar dan perlu dibebaskan supaya banjir dapat diatasi.
Sedangkan wilayah lain yang terkena banjir di pesisir yakni Desa Kohod, Kecamatan Pakuhaji dan ratusan rumah penduduk yang letaknya bersebelahan dengan bantaran sungai. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat mendata rumah penduduk lainnya yang terendam banjir berada di Pakuhaji yaitu di Desa Gaga sebanyak 300 KK, Desa Kalibaru (468 KK), Desa Kohod (20 KK).
Sejumlah warga di Desa Tanjung Burung, Kecamatan Teluknaga, yang merupakan korban banjir terkena penyakit kulit dan gatal-gatal. Warga berobat ke klinik terdekat dan Puskesmas Teluknaga dan sebagian warga ada juga yang membeli obat di apotik terdekat hanya menderita demam dan panas.