Senin 29 Apr 2019 10:26 WIB

Sri Lanka Terima Tawaran AS Selidiki Serangan Bom

Semua kegiatan AS akan dikoordinasikan dengan pihak berwenang Sri Lanka.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Ani Nursalikah
Seorang petugas keamanan berjaga di luar Gereja St. Anthony di Kolombo, Sri Lanka, usai serangan bom saat Paskah di gereja itu, Rabu (24/4).
Foto: AP Photo/Gemunu Amarasinghe
Seorang petugas keamanan berjaga di luar Gereja St. Anthony di Kolombo, Sri Lanka, usai serangan bom saat Paskah di gereja itu, Rabu (24/4).

REPUBLIKA.CO.ID, KOLOMBO -- Sri Lanka menerima tawaran Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk membantu penyelidikan serangan bom di tiga gereja dan tiga hotel mewah pada saat Paskah lalu. Duta Besar AS untuk Sri Lanka, Alaina Teplitz mengatakan tawaran bantuan Trump adalah nyata dan signifikan.

"Semua kegiatan atas permintaan dan dikoordinasikan dengan pihak berwenang Sri Lanka," ujar Teplitz, dilansir Arab News, Senin (29/4).

Baca Juga

Teplitz menambahkan, tawaran tersebut merupakan tindakan jangka pendek yang bertujuan para pelaku dapat dibawa ke pengadilan. Melalui tawaran tersebut, tim AS akan bekerja sama dengan pejabat setempat untuk mendeteksi bahan peledak, investigasi tempat kejadian perkara, dan analisis forensik. Tim-tim dari FBI dan Komando Indo-Pasifik AS mendukung penyelidikan yang dipimpin Sri Lanka atas serangan-serangan itu.

"Kami ingin memberikan semua dukungan yang mungkin untuk upaya Sri Lanka dan membantu atas undangan pemerintah. Teori konspirasi tentang keterlibatan militer AS menarik perhatian dari tempat yang seharusnya difokuskan, yang tegas pada para korban dan keluarga mereka. Kerja sama ini merupakan bagian dari kemitraan yang berkembang antara Amerika Serikat dan Sri Lanka. Keamanan adalah komponen kunci dari kemitraan itu," kata Teplitz.

Menteri Perindustrian, Perdagangan, dan Permukiman Sri Lanka Rishad Bathiudeen mengatakan, pemerintah dan komunitas Muslim menyambut baik berbagai macam tawaran maupun bantuan yang diberikan kepada Sri Lanka pada saat-saat sulit. Dia menambahkan, Sri Lanka akan selalu menyambut kerja sama dari negara-negara sahabat.

"Kami dengan tulus berharap dan berdoa agar kerja sama AS dapat membantu memulihkan Sri Lanka kembali ke keadaan normal," ujar Bathiudeen.

Pada Sabtu (27/4), Departemen Luar Negeri AS memerintahkan agar semua anggota keluarga usia sekolah dari pegawai pemerintah AS meninggalkan Sri Lanka. Kedutaan Besar AS di Sri Lanka juga mengatakan, sangat penting pemerintah Sri Lanka melindungi aturan hukum dan tidak melanggar hak-hak individu atau kelompok di tengah ketatnya keamanan di negara itu.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement