REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Militer Amerika Serikat (AS) mengirim dua kapal tempur untuk berlayar melalui Selat Taiwan. Pentagon meningkatkan pergerakan mereka di perairan strategis tersebut walaupun langkah itu ditentang Cina.
Pelayaran berbahaya itu kelanjutan dari ketegangan antara AS dan Cina. Tapi, tampaknya Taiwan melihat pelayaran tersebut menjadi tanda dukungan pemerintah Donald Trump kepada mereka.
Hubungan Taiwan dan Cina saat ini juga sedang memanas. Taiwan menjadi salah satu titik ketegangan antara AS dan Cina. Hubungan dua perekonomian terbesar di dunia itu memburuk karena perang dagang yang terjadi sejak tahun lalu dan kehadiran militer Cina di Laut Cina Selatan di mana AS menuntut kebebasan navigasi di perairan tersebut.
Dua kapal destroyer AS itu diidentifikasi sebagai kapal William P. Lawrence dan Stethem. Mereka berlayar di Selat Taiwan sepanjang 180 kilometer yang memisahkan Taiwan dengan Cina.
"Kapal-kapal itu transit melalui Selat Taiwan untuk menunjukan komitmen AS dalam kebebasan dan keterbukaan Indo-Pasifik," kata juru bicara Angkatan Laut AS Seventh Fleet, Komandan Clay Doss, Senin (29/4).
Doss mengatakan tidak ada interaksi atau tidak profesional dari kapal-kapal negara lain selama kapal-kapal AS tersebut transit. Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan kapal-kapal AS itu berlayar ke utara melalui Selat Taiwan.
"Kapal-kapal AS dengan bebas melalui Selat Taiwan sebagai bagian dari misi strategis Indo-Pasifik," kata Kementerian Pertahanan Taiwan dalam pernyataan mereka.
Angkatan bersenjata Taiwan mengawasi proses transit itu. Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan tidak kejadian istimewa selama transit. Pemerintah Cina belum memberikan permintaan komentar tentang hal ini.
Pentagon mengatakan sejak 2010 lalu AS juga sudah menjual senjata dan peralatan militer senilai 15 miliar dolar AS ke Taiwan. Cina mempertegas kedaulatan mereka ke Taiwan, wilayah yang menurut mereka salah satu dari provinsi Cina.
Baru-baru ini kapal tempur Prancis juga melewati Selat Taiwan. Kabarnya pelayaran kapal Prancis tersebut dilaporkan 'ilegal'. Kekhawatiran Cina atau Taiwan membuat mereka menambah anggaran pertahanan.
Dalam pidato tahun baru Presiden Cina Xi Jinping juga mengancam akan menyerang Taiwan jika mereka tidak menerima kekuasan Cina. Negeri Tirai Bambu sudah berulang kali mengirimkan kapal militer untuk mengitari pulau itu selama beberapa tahun terakhir ini.
Cina juga mengisolasi diplomasi Taiwan. Sehingga, wilayah otonom tersebut hanya memiliki sedikit sekutu internasional. Indonesia tidak memiliki kedutaan besar di Taiwan hanya menempatkan Kantor Dagang dan Ekonomi di Taipei.