REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Lembaga filantropi Aksi Cepat Tanggap (ACT) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menerjunkan satu armada Humanity Food Truck, pada Senin (29/4), ke Bengkulu. Humanity Food Truck dikirim untuk menyajikan ribuan makanan gratis bagi para korban banjir dan longsor di provinsi itu.
"Satu armada Food Truck akan diterjunkan ke Bengkulu, nantinya Food Truck ini yang akan memasokribuan makanan setiap hari secara gratis untuk para pengungsi," kata Kepala Cabang ACT DIY Bagus Suryanto di Yogyakarta, Senin (29/4).
Bagus mengatakan sebagai bentuk respons cepat ACT atas bencana banjir dan longsor Bengkulu, Kantor ACT DIY saat ini dijadikan sebagai posko kemanusiaan untuk menampung bantuan dari masyarakat Yogyakarta bagi masyarakat terdampak bencana banjir dan longsor Bengkulu. "Selain Posko Kemanusiaan, dalam satu sampai dua pekan kedepan ACT DIY juga akan memberangkatkan bantuan logistik berupa Truk Kemanusiaan ke Bengkulu," kata dia.
Berdasarkan data dari Humanity Data Center yang dihimpun Aksi Cepat Tanggap (ACT), hingga Senin (29/4), banjir dan longsor Bengkulu telah mengakibatkan 15 orang meninggal dunia, 5 orang hilang, 12 ribu orang mengungsi sementara ribuan rumah terendam.
Hingga saat ini, menurut dia, setidaknya telah didirikan lima Posko Kemanusiaan dan Dapur Umum ACT di Bengkulu. Posko Kemanusiaan dan Dapur Umum ini difungsikan untuk mendistribusikan makanan siap saji dan logistik kebutuhan pokok pengungsi.
Posko Kemanusiaan dan Dapur Umum tersebar di lima titik terdampak banjir maupun longsor, yakni wilayah Tanjung Jaya RT 003, Sido Dadi RT 005, Tanjung Mas RT 001 dan RT 002, serta Merpati RT 012. Kelima wilayah tersebut dipilih dikarenakan terkena dampak yang cukup besar.
Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bengkulu, daerah paling parah terdampak banjir meliputi Kota Bengkulu, Kabupaten Bengkulu Utara, Kabupaten Bengkulu Selatan, Kabupaten Bengkulu Tengah, Kepahiang, Lebong, Kaur dan, Rejanglebong.
Hingga Senin (29/4), bencana banjir maupun longsor di Provinsi Bengkulu telah menyebabkan 184 rumah rusak, 4 unit fasilitas sekolah rusak, serta ada 40 titik infrastruktur jalan dan jembatan di 9 kabupaten atau kota yang juga rusak.
Relawan dari Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Bengkulu, Apra Julianda menyebutkan sejumlah tempat pengungsian masih berdiri, walaupun banjir perlahan sudah surut. Banyak warga yang bertahan di sekitar rumah dengan mendirikan tenda darurat atau berteduh di posko.
"Pengungsian masih masif. Banjir mulai surut, tapi karena banyaknya pemukiman yang terendam, warga masih memilih untuk mengungsi," kata Apra.