REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam suatu hadis qudsi, Allah SWT berfirman, "Setiap amalan manusia adalah untuknya kecuali puasa. Sebab ia (puasa) hanyalah untuk-Ku dan Akulah yang akan memberikan ganjaran kepadanya secara langsung.” Hadis riwayat Imam Bukhari itu menggambarkan betapa besar keutamaan puasa bagi seorang hamba yang beriman dan melaksanakannya.
Puasa memang sukar diketahui secara pasti kecuali oleh pengamalnya dan Allah SWT sendiri. Bisa saja seseorang mengaku-aku berpuasa, padahal saat terhindar dari keramaian, dia makan dan minum. Karena itu, hendaknya seorang Muslim selama bulan Ramadhan melakukan shaum dengan sungguh-sungguh hanya demi ridha Ilahi.
Ada beberapa keistimewaan yang diterima seseorang yang berpuasa Ramadhan. Misalnya, sebagaimana ditegaskan Rasulullah SAW, bau mulutnya orang tersebut lebih harum dalam penilaian Allah Ta'ala. Nabi SAW bersabda, "Demi Zat yang berkuasa atas nyawaku, sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa itu lebih wangi menurut Allah daripada bau misik.”
Hal itu tak berarti "bangga" memelihara bau mulut. Salah satu maksudnya, kelak di Hari Kiamat mereka yang berpuasa akan diliputi keharuman. Dengan begitu, seseorang tetap disunahkan bersiwak atau membersihkan gigi.
Keistimewaan lainnya adalah meraih dua kegembiraan. Rasulullah Muhammad SAW bersabda, "Bagi orang yang berpuasa ada dua masa kegembiraan,di mana ia sangat bergembira pada waktu itu, (yakni) ketika ia berbuka puasa, ia bergembira, dan ketika ia bertemu Tuhannya kelak, ia bergembira karena (pahala) puasanya."
Selama di dunia, orang yang berpuasa pasti menanti-nanti saat berbuka. Tidak hanya bagi dirinya pribadi, melainkan juga sesama. Sebab, memberi makan orang yang berbuka puasa akan diganjar oleh Allah SWT dengan pahala berpuasa orang itu--tanpa mengurangi sedikit pun dari pahala orang tadi. Seperti diriwayatkan Tirmidzi, Nabi Muhammad SAW berpesan, "Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga.”
Keistimewaan berikutnya ialah kebaikan, baik secara fisik maupun psikis. Dalam surah al-Baqarah ayat 184, Allah SWT berfirman. Artinya, "Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui." Sementara itu, Nabi SAW bersabda, Puasa adalah tameng atau perlindungan." Pesan beliau shalallahu 'alaihi wasallam dan juga pemaknaan atas firman-Nya itu secara umum menggambarkan, puasa dapat melindungi seseorang dari pelbagai hal buruk.