REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Seorang pria yang diduga sebagai mata-mata untuk Uni Emirat Arab (UEA) dan terkait dengan pembunuhan Jamal Khashoggi dilaporkan tewas bunuh diri dalam tahanan di penjara Turki, Senin (29/4). Dalam sebuah pernyataan, jaksa penuntut negara itu mengatakan pria tesebut diidentifikasi sebagai Zaki Hassan.
Hassan telah ditahan dengan tuduhan mendapatkan informasi rahasia negara untuk spionase politik dan militer. Penangkapan terhadapnya dilakukan bersama dengan satu pria lainnya yang diketahui bernama Samer Shaaban pada 4 April lalu.
Pihak berwenang Turki kemudian diketahui menyeliki apakah Hassan bersama satu pria lainnya yang ditangkap terkait dengan pembunuhan Khashoggi pada Oktober 2018 di kantor konsulat Arab Saudi di Istanbul. Menurut keterangan, Hassan ditemukan tewas oleh petugas penjara pada pukul 10.22 di dalam selnya. Saat itu, petugas sedang membagikan makanan kepada masing-masing tahanan.
Hassan diketahui sebagai warga Palestina dan seorang pensiunan jenderal intelijen. Ia bekerja untuk Otoritas Palestina di Gaza pada 2007, sebelum wilayah itu berada di bawah kendali Hamas.
Hassan mendapatkan suaka politik di Bulgaria dan menerima izin tinggal di Turki dengan paspor Palestina yang ia miliki pada Maret lalu. Dalam sebuah pernyataan, keluarga Hassan mengatakan pria tersebut tidak melakukan bunuh diri, melainkan dibunuh dengan sengaja.
Saudara laki-laki Hassan, Zakaria mengatakan pihak berwenang telah mencemarkan nama baik dan menyebarkan fitnah kepada Hassan. Ia meyakini Hassan tak akan pernah berniat untuk bunuh diri.
“Tak hanya membunuh, namun mereka juga memfitnah saudara saya. Dia adalah seorang ayah, memiliki gelar Phd untuk ilmu politik, dan pensiunan jenderal intelijen, mengapa ia bunuh diri?” ujar Zakaria.
Sementara itu, Shaaban yang ditahan bersama dengan Hassan juga diketahui berasal dari Palestina. Ia meninggalkan Gaza pada awal 2008 dan dituding terlibat sebagai mata-mata UEA oleh pihak berwenang Turki.
“Saya ingin suami saya dibebaskan segera karena tak ada bukti untuk tuduhan ini. Pihak berwenang Turki serta media harus dimintai pertanggungjawaban atas tuduhan palsu ini,” ujar istri Shaaban, Sameeh.