Selasa 30 Apr 2019 13:37 WIB

Virgin Australia Tunda Pengiriman 48 Pesawat Boeing 737 MAX

Pesawat Boeing 737 MAX telah ditangguhkan di seluruh dunia.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Ani Nursalikah
Virgin Australia
Virgin Australia

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Virgin Australia menyatakan menunda pengiriman pesanan 48 pesawat Boeing 737 MAX karena masalah keamanan, Selasa (30/4). Keputusan ini diambil menyusul dua kecelakaan pesawat mematikan.

"Keselamatan selalu menjadi prioritas nomor satu untuk Virgin Australia. Seperti yang telah kami katakan sebelumnya, kami tidak akan memperkenalkan pesawat baru ke armada kecuali kami benar-benar puas dengan keselamatannya," kata Kepala Eksekutif Virgin, Paul Scurrah, dilansir dari Straits Times, Selasa (30/4).

Baca Juga

Adapun 737 MAX telah ditangguhkan di seluruh dunia dari pertengahan Maret. Ini terjadi setelah jatuhnya penerbangan Ethiopian Airlines, dan kecelakaan Lion Air di Indonesia yang menewaskan total 346 penumpang dan awak.

Virgin Australia menyatakan dalam sebuah pernyataan mereka menunda pengiriman pesawat-pesawat pertamanya dari November 2019 hingga Juli 2021. "Kami yakin dengan komitmen Boeing untuk mengembalikan 737 MAX ke layanan dengan aman dan sebagai mitra jangka panjang Boeing, kami akan bekerja sama dengan mereka melalui proses ini," ucap Scurrah.

Virgin juga telah mengalihkan beberapa pesanannya dari 737 MAX 8 ke Max 10 sambil tetap menjaga total 48 pesawat. Pengumuman Virgin datang saat eksekutif Boeing menghadapi beberapa tantangan pemegang saham pada Senin (29/4) pada pertemuan umum tahunannya. Terjadinya krisis masih menimbulkan pertanyaan tentang apakah raksasa kedirgantaraan ini lebih memilih keuntungan di atas keselamatan untuk memasarkan pesawat.

Perusahaan Amerika Serikat (AS) itu mengatakan kedua kecelakaan itu melibatkan informasi yang salah yang dihasilkan oleh sistem anti-stall. Boeing mengharapkan Administrasi Penerbangan Federal (FAA) untuk segera melakukan uji terbang perbaikan perangkat lunak untuk sistem anti-stall.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
سَيَقُوْلُ الْمُخَلَّفُوْنَ اِذَا انْطَلَقْتُمْ اِلٰى مَغَانِمَ لِتَأْخُذُوْهَا ذَرُوْنَا نَتَّبِعْكُمْ ۚ يُرِيْدُوْنَ اَنْ يُّبَدِّلُوْا كَلٰمَ اللّٰهِ ۗ قُلْ لَّنْ تَتَّبِعُوْنَا كَذٰلِكُمْ قَالَ اللّٰهُ مِنْ قَبْلُ ۖفَسَيَقُوْلُوْنَ بَلْ تَحْسُدُوْنَنَا ۗ بَلْ كَانُوْا لَا يَفْقَهُوْنَ اِلَّا قَلِيْلًا
Apabila kamu berangkat untuk mengambil barang rampasan, orang-orang Badui yang tertinggal itu akan berkata, “Biarkanlah kami mengikuti kamu.” Mereka hendak mengubah janji Allah. Katakanlah, “Kamu sekali-kali tidak (boleh) mengikuti kami. Demikianlah yang telah ditetapkan Allah sejak semula.” Maka mereka akan berkata, “Sebenarnya kamu dengki kepada kami.” Padahal mereka tidak mengerti melainkan sedikit sekali.

(QS. Al-Fath ayat 15)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement