Selasa 30 Apr 2019 23:05 WIB

Pasar Pakaian Gratis Digelar di Perbatasan Papua

Satgas Pamtas menggelar pasar pakaian gratis di Ubrub, perbatasan Papua-PNG.

Perbatasan Papua-PNG
Foto: yamcoglobal.blogspot.com
Perbatasan Papua-PNG

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Satuan tugas pengamanan perbatasan (Satgas Pamtas) RI-PNG dari Yonif 725/WRG menggelar pasar pakaian bermerk gratis di Ubrub, Distrik Web, Kabupaten Keerom, Papua. Komandan Pos (Dandpos) Ubrub Kapten Inf Isnandi ketika dihubungi dari Kota Jayapura, Selasa mengatakan pasar pakaian bermerk gratis tersebut digelar untuk mendekatkan diri dengan warga setempat.

"Pasar gratis pakaian bermerk ini adalah insiatif kami di lapangan, agar lebih mendekatkan diri dengan warga," katanya.

Menurut dia, pakaian yang ada di pasar gratis tersebut adalah pakaian bermerk tapi tidak laku dipasaran. Pihaknya kemudian membeli dengan harga murah dan diberikan kepada warga dengan cuma-cuma dalam bentuk pasar gratis.

"Tapi di sini, kami tidak jual, hanya dibagi saja. Kami menyebutnya pasar gratis pakaian layak pakai untuk warga. Tentunya ini adalah pakaian pilihan," katanya.

Bahan-bahan yang diperdagangkan dalam pasar gratis inipun, menurut Danpos Ubrub , cukup bervariasi. Mulai dari pakaian untuk anak-anak hingga yang orang dewasa, serta sendal dan sepatu.

"Puluhan warga pun sangat antusias dan segera menyerbu pasar gratis yang digelar oleh anggota Pos Ubrub, hingga pada akhirnya habis tak tersisa," katanya.

Selama dibukanya pasar gratis itu, menurut Danpos Ubrub, masyarakat dapat membawa pulang maksimal lima lembar pakaian. Pembatasan itu diberlakukan agar warga yang menginginkan pakaian juga mendapatkan bagian.

"Saat kami memberikan kabar membuka pasar pakaian gratis, masyarakat sangat antusias dan berbondong-bondong menyerbunya," ujar Isnadi.

Dansatgas Yonif 725/WRG Letkol Inf Hendry Ginting S sangat mengapresiasi inisiatif yang dilakukan oleh anggotanya yang berada di Pos Ubrub tersebut. Ia mengatakan, kegiatan tersebut secara tidak langsung memberikan bantuan kepada masyarakat.

"Mungkin kalau kita berikan secara langsung, masyarakat akan merasa kalau dia dikatakan tidak mampu membeli pakaian dan lain sebagainya, beda halnya dengan kita membuka pasar gratis ini sehingga wibawa mereka akan tetap terjaga, namun tujuannya tetap sama, yaitu memberikan bantuan kepada masyarakat," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement