REPUBLIKA.CO.ID, PEMBA -- Hujan lebat kembali mengguyur Mozambik Utara, Selasa (30/4), sehingga menghambat operasi bantuan serta membuat air kembali menggenang di Pemba. Hujan mengguyur beberapa hari setelah Kota Pelabuhan itu dilanda banjir akibat Badai Kenneth.
Badai Kenneth menerjang Provinsi Cabo Delgado di Mozambik pada Kamis (25/4). Badai menewaskan tiga orang dan mengakibatkan hujan lebat tanpa henti sehingga mengubah jalan di Pemba menjadi sungai yang airnya bergolak dan mengakibatkan tanah longsor yang mematikan.
Hujan pada Selasa membuat operasi bantuan berhenti untuk hari ketiga berturut-turut. Hal ini membuat hubungan sebagian masyarakat yang paling parah dilanda banjir terputus dengan pasokan sangat terbatas.
Juru Bicara WFP Deborah Nguyen mengatakan satu pesawat Program Pangan Dunia yang direncanakan terbang ke pulau Ibo tetap siaga sampai cuaca membaik. "Kami benar-benar sangat khawatir dengan situasi warga di Pulau Ibo," katanya.
Warga tinggal di tempat terbuka setelah kebanyakan rumah hancur dengan makanan yang sangat terbatas. "Buat kami, ini hari yang membuat frustrasi. Tak banyak yang bisa kami lakukan untuk mencapai pulau ini sekarang," katanya.
Lembaga cuaca nasional memprakirakan curah hujan dengan jumlah 30-50 milimeter bisa mengguyur di berbagai daerah di seluruh Cabo Delgado dan Provinsi Nampula, lebih ke selatan, dalam waktu 24 jam ke depan --naik dari beberapa hari sebelumnya. Badai Kenneth sudah membuat Pemba direndam banjir dengan curah hujan lebih dari 570 milimeter.
Seorang juru bicara PBB menyiarkan gambar di Twitter memperlihatkan beberapa bagian kota tersebut masih digenangi air kotor berwarna cokelat. Selama hujan lebat berhenti pada Selasa pagi, sebagian penerbangan bantuan bisa mengirim pasokan ke Kabupaten Quissanga di daratan utama dan Pulau Matemo.
Wali Kota Pemba Florete Matarua kepada stasiun televisi lokal STV mengatakan hujan lebat juga memicu tanah longsor di tempat pembuangan sampah pada Ahad (28/4), sehingga menewaskan lima orang. Semua korban adalah anggota keluarga yang sama dan beberapa rumah lagi juga telah tertimbun.
Jumlah korban jiwa diperkirakan bertambah sementara para pejabat pemerintah belum mencapai semua daerah yang diterjang topan. Badai Kenneth, yang membawa angin dengan kecepatan sampai 280 kilometer per jam, memporak-porandakan banyak desa dan pulau di sepanjang 60 kilometer garis pantai di Mozambok Utara. Hampir 35 ribu rumah telah rusak sebagian atau seluruhnya, kata pemerintah, sementara prasarana dan tanaman juga hancur.