Rabu 01 May 2019 13:04 WIB

PMI Purwakarta Waspadai Darah Terpapar Virus HIV

Kebutuhan darah saat bulan Ramadhan lebih tinggi dibanding bulan-bulan lainnya.

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Agus Yulianto
Anggota Sat Pol PP Kabupaten Purwakarta, saat melakukan donor darah, Rabu (30/4).
Foto: Foto: Ita Nina Winarsih
Anggota Sat Pol PP Kabupaten Purwakarta, saat melakukan donor darah, Rabu (30/4).

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- PMI Kabupaten Purwakarta mengintensifkan jemput bola layanan donor darah menjelang bulan Ramadhan. Pasalnya, kebutuhan akan darah saat bulan puasa ini ditenggarai cukup tinggi. Namun, jumlah pendonor mengalami penurunan. Akan tetapi, organisasi yang bergerak di bidang kemanusiaan ini, mewaspadai adanya darah yang terpapar virus HIV-AIDS.

Kepala Unit Donor Darah (UDD) PMI Cabang Kabupaten Purwakarta, Fatah Hidayat, mengatakan, darah yang diambil dari pendonor ini, ada yang terpapar virus HIV-AIDS. Kisarannya antara lima sampai tujuh persen, dari labu darah yang berhasil dikumpul. Misalkan, dalam sebulan darah yang terkumpul 100 labu, dari ratusan labu itu ada yang terpapar HIV-AIDS sekitar lima sampai tujuh persen.

"Ciri darah yang terpapar virus, seperti HIV/AIDS saat kami periksa akan muncul anti HIV," ujar Fatah, kepada Republika.co.id, Rabu (1/5).

Bila ditemukan darah yang seperti itu, lanjutnya, maka petugas akan mengkarantina. Lalu, labu darah itu akan dimusnahkan. Sebab, kategorinya menjadi limbah B3.

Karena itu, setiap kegiatan donor darah sampai terkumpul labu-labu darah ini, maka petugas PMI tidak berhenti sampai disitu saja. Justru, yang lebih berat itu proses pengecekan kualitas darah yang diambil dari pendonor.

Apakah, darah itu benar-benar sehat. Atau terpapar virus dan bakteri yang menimbulkan penyakit tertentu. Dengan begitu, proses pengecekan darah ini jauh lebih rumit ketimbang mencari pendonor. Sebab, kalau pendonor biasanya suka ada relawan rutin. Atau perusahaan yang telah berkoordinasi untuk ikut berkontribusi dalam menyumbangkan darahnya.

"Yang lebih kita waspadai, justru kesehatan darah tersebut. Sebab, satu tetes darah yang diberikan kepada penerimanya, harus benar-benar steril dan sehat," ujar Fatah.

Terkait dengan kesiapan stok darah pada bulan puasa, pihaknya menargetkan bisa mengumpulkan 700 labu darah sebelum puasa. Alasannya, kebutuhan darah selama satu bulan itu lebih tinggi di banding bulan biasa. 

Sedangkan pendonor darahnya, jika pada bulan puasa menurun tajam. Karenanya, diperlukan ekstra stok darah dari bulan pada umumnya. Selama puasa, kebutuhan darah ini meliputi untuk antisipasi permintaan korban kecelakaan, pasien persalinan, pasien cuci darah, dan pasien dengan penyakit yang berkaitan dengan darah lainnya.

Pada pekan ini, untuk menabung darah pihaknya melakukan jemput bola ke berbagai wilayah potensial. Salah satunya ASN di lingkungan kantor Pemkab Purwakarta.

"Rabu kemarin, kita sudah kerja sama dengan Sat Pol PP. Ada 44 labu yang berhasil kita kumpulkan dari anggota Sat Pol PP," ujarnya. 

Kasat Pol PP Kabupaten Purwakarta, Aulia Pamungkas, mengatakan, kegiatan donor darah terhadap anggota ini akan dirutinkan. Minimalnya, tiga bulan sekali anggota Sat Pol PP, wajib menyumbangkan darahnya. Adapun jumlah Sat Pol PP ini, mencapai 248 anggota.

"Kita inginnya 100 persen, anggota bisa donor darah rutin. Minimal tiga bulan sekali. Sebab, satu tetes darah kita sangat berarti untuk kemanusiaan," ujarnya. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement