REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Lembaga regulator penerbangan sipil Amerika Serikat (AS), Federal Aviation Administration (FAA), memerintahkan pesawat AS agar berhati-hati saat melintasi wilayah udara Venezuela. Mereka diminta agar tak terbang dengan ketinggian di bawah 26 ribu kaki saat melewati negara tersebut. Pemberitahuan ini disampaikan pada Selasa (30/4) malam waktu setempat.
FAA mengatakan, perintah itu dikeluarkan menyusul meningkatnya ketidakstabilan dan ketegangan politik di Caracas. FAA tak menjelaskan hingga kapan perintah tersebut harus dipatuhi. FAA hanya menyebut akan merilis informasi lebih lanjut.
OPSGROUP selaku pihak yang memberikan panduan keselamatan bagi operator udara mengatakan opsi bagi mereka yang memilih untuk menghindari wilayah udara Venezuela akan mencakup rute barat melalui Kolombia atau timur laut Guyana. "Perintah (FAA) datang pada hari pertempuran informasi antara (Presiden Venezuela Nicolas) Maduro dan (pemimpin oposisi Juan) Guaido. Meskipun status kudeta tidak pasti, satu hal yang jelas, membawa pesawat Anda ke Venezuela bukanlah ide yang baik," kata OPSGROUP.
Layanan pelacakan penerbangan, FlightRadar24, pada Selasa malam, menunjukkan beberapa penerbangan antara Amerika Selatan dan Eropa melintasi wilayah udara Venezuela. Namun mereka terbang di atas ketinggian 26 ribu kaki.
Kekacauan politik di Venezuela masih berlangsung. Pada Selasa pagi, kubu oposisi menyerukan pemberontakan militer terhadap pemerintahan Maduro.
Sekelompok pasukan bersenjata pendukung Guaido dikerahkan. Wakil Presiden Venezuela Jorge Rodriguez mengatakan pasukan tersebut mengambil posisi di Jalan Altamira, yang berada di pangkalan udara militer La Carlota.
Rodriguez menyerukan rakyat agar tetap siaga dan waspada serta merapatkan barisan dengan Angkatan Bersenjata Nasional Bolivaria. Dia menegaskan bahwa upaya kudeta harus dilawan.