Kamis 02 May 2019 14:42 WIB

Konsorsium Ilham Habibie Suntik Rp 2 T ke Bank Muamalat

Dana Rp 2 triliun ini merupakan komitmen awal konsorsium untuk menyehatkan Muamalat

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nidia Zuraya
Bank Muamalat.
Foto: Republika/Prayogi
Bank Muamalat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisaris Utama PT Bank Muamalat Indonesia (Bank Muamalat), Ilham Habibie menyampaikan persiapan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) berjalan lancar. Komunikasi dengan regulator, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus berlangsung.

"Dengan OJK masih terus dalam pembahasan, terus berkomunikasi, yang penting kami akan RUPS, setelah itu kami belum bisa sampaikan," kata Ilham saat ditemui usai peluncuran Muamalat Hijrah Coffee di Muamalat Tower Kuningan, Kamis (2/5).

Baca Juga

Ilham menyampaikan konsorsium yang ia pimpin akan masuk dengan dana Rp 2 triliun. Jumlah tersebut menurutnya cukup sebagai langkah awal komitmen untuk menyehatkan Bank Muamalat.

"Rp 2 triliun itu untuk langkah awal cukup, tahap awal untuk mulai rencana menyehatkan, selanjutnya tidak bisa saya sebutkan di sini," kata dia.

Ilham mengatakan kebutuhan dana untuk penguatan modal terbilang cukup kompleks karena teknis. Selama ini OJK pun belum menyampaikan jumlah pastinya.

Namun Ilham mengatakan jumlah yang pernah disebutkan sebesar Rp 4 triliun dan Rp 7 triliun tersebut hanya wacana. "Yang jelas kita masuk dulu sebagai pemegang saham, kita kendalikan, baru ambil langkah selanjutnya," kata dia.

Putra mantan Presiden BJ Habibie ini mengatakan dana tersebut sudah masuk escrow account pada Selasa lalu. Selain itu, ada konsorsium lain yang juga telah masuk membantu penguatan permodalan.

CEO Bank Muamalat, Achmad Kusna Permana menambahkan RUPS sudah sesuai rencana. Termasuk kesiapan perusahaan, pemegang saham, dan calon investor. "Ya Alhamdulillah, pak Ilham sebagai Komisaris Utama dan investor juga telah siap," katanya.

Permana berharap ini menjadi langkah awal untuk Bank Muamalat melangkah pasti ke depan. Pasalnya, bank syariah pertama di Indonesia ini telah memiliki sejumlah strategi untuk melaju lebih cepat di industri.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement