REPUBLIKA.CO.ID, CARACAS — Pemimpin oposisi Venezuela Juan Guaido menyerukan dilakukannya aksi pemogokan nasional di negara itu pada Kamis (2/5). Ia juga meminta agar demonstrasi lebih besar untuk digelar, sebagai upaya perlawanan terhadap pasukan pendukung Presiden Nicolas Maduro.
Aksi protes besar-besaran yang berujung dengan bentrokan dan kerusuhan antara pendukung oposisi dan pemerintah di Venezuela terjadi pada peringatan Hari Buruh Internasional Rabu (1/5) kemarin. Hingga tengah malam, ketegangan terus berlanjut dan dilaporkan telah membuat dua orang tewas.
Dalam sebuah pernyataan kepada Fox News, Guaido mengatakan bahwa ia tetap meyakini bahwa saat ini tujuannya untuk menggulingkan Maduro dari kekuasaan sudah sudah semakin dekat. Saat ditanya bagaimana dengan kekhawatiran terjadinya perang saudara di Venezuela, ia menjawab bahwa banyak orang di negara Amerika Selatan itu yang menginginkan perubahan.
Venezuela telah dilanda krisis dan kekacauan, seiring kondisi ekonomi di negara itu yang saat ini dilanda hiperinflasi. Pemerintahan Maduro dianggap telah menciptakan situasi yang semakin buruk dengan kebijakan sosialis yang ia terapkan, serta pendahulunya mantan presiden Hugo Chavez.
Gelombang protes untuk menuntut kepemimpinannya telah berlangsung dalam beberapa tahun terakhir. Ketegangan semakin berlangsung di Venezuela pada awal tahun ini, ketika Guaido menyatakan dirinya sebagai presiden sementara negara itu.
Setidaknya 50 negara, termasuk AS telah mengakui Guaido sebagai pemimpin Venezuela. Namun, Rusia dan Cina, serta beberapa negara lainnya telah menolak klaim tersebut dan mengatakan Maduro, serta pendahulunya Chavez sebagai pemimpin negara yang sah.
Dalam sebuah pernyataan menanggapi aksi protes besar-besaran yang terjadi saat ini, Maduro memperingatkan bahaya perang saudara dapat terjadi di Venezuela. Ia juga mengatakan ada pihak yang akan mengambil kesempatan atas situasi ini, yaitu Amerika Serikat (AS) yang disebut olehnya akan menggunakan intervensi militer untuk menduduki negara itu.
“Mereka (oposisi) ingin membawa kami melakukan perang saudara. Saya bertanya apakah yang akan terjadi jika kami mengirimkan tank, kendaraan lapis baja, serta pasukan khusus yang kami miliki? Akan ada pembantaian di antara rakyat Venezuela dan AS akan merayakannya,” ujar Maduro dalam sebuah pidato.