REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim Suban Wahyudiono mengakui, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas PU Sumber Daya Air Provinsi Jatim, dan BPBD di daerah-daerah untuk mempercepat normalisasi Kali Lamong. Suban menyatakan, normalisasi perlu dipercepat agar daerah-daerah yang dilalui Kali Lamong tidak melulu digenangi banjir setiap musim hujan.
"Karena Kali Lamong di beberapa daerah perlu normalisasi, perlu dikeruk, dan sebagainya. Ini memang bukan kewenangan provinsi, Kali Lamong ini kewenangan pusat karena anak Sungai Bengawan Solo. Makanya, rapat nanti akan juga mengundang BBWS, punya program apa agar tidak banjir terus," kata Suban kepada Republika.co.id, Kamis (2/5).
Suban menjelaskan, intensitas hujan yang tinggi mulai Ahad (28/4) menyebabkan beberapa daerah di Jatim terendam banjir. Banjir di antaranya merendam dua desa di Kabupaten Pasuruan, dan satu kelurahan di Kota Pasuruan. Banjir juga turut menggenangi satu desa di Kabupaten Madiun.
Selain itu, ada juga satu desa di Nganjuk yang turut tergenang banjir. Suban melanjutkan, di Lamongan, banjir juga menggenangi satu desa. Selain itu, ada lima desa di tiga kecamatan di Mojokerto yang juga terendam banjir.
"Kemudian di Gresik ada 17 desa di tiga yang terendam banjir. Kebanyakan banjir ini karena meluapnya Kali Lamong. Ini kan banyak yang satu aliran," ujar Suban.
Suban menambahkan, banjir tersebut juga turut menggenangi jalan nasional yang menghubungkan Probolinggo dengan Surabaya, sehingga ditutup total. Namun, kata dia, karena banyak jalur alternatif, termasuk jalan tol, maka banjir tersebut tidak sampai mematikan mobilisasi kendaraan.
"Tapi secara keseluruhan, saat ini banjir sudah surut semua. Hanya saja Kali Lamong ini masih tinggi airnya. Banjir kemarin juga tidak sampai ada pengungsi dan kerusakan," ujar Suban.