REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- BPN Prabowo-Sandiaga Uno menyerahkan laporan dana akhir kampanye sebesar Rp 213 miliar pada Kamis (2/5) sore. Dana tersebut dicatat dalam laporan penerimaan dan pengeluaran dana kampanye (LPPDK) BPN yang diserahkan kepada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Hotel Borobudur, Gambir, Jakarta Pusat.
Dana kampanye ini diserahkan langsung oleh cawapres nomor urut 02, Sandiaga Uno, dan didampingi oleh Bendahara Umum BPN Thomas Djiwandono. "Saya sampaikan angka-angka aktual. Saya mulai dengan total penerimaan selama kampamye berlangsung Rp 213,2 miliar," ujar Thomas Djiwandono kepada wartawan usai penyerahan LPPDK.
Thomas mengatakan sumbangan terbesar dana kampanye BPN berasal dari Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno sebesar Rp 192,5 miliar. Sandiaga menyumbang lebih besar dari Prabowo.
"Persentase sumbangan antara Pak Sandi dan Pak Prabowo mungkin 55 persen dan 45 persen. Kan di awal kampanye Pak Sandi sekitar 80 persen," ungkap Thomas.
Selain dari paslon, BPN juga mendapatkan sumbangan dari masyarakat sebanyak Rp 9,3 miliar, kelompok Rp 1,1 miliar dan dari parpol pengusung sebanyak Rp 4,8 miliar.
Thomas mengatakan total pengeluaran BPN sebesar Rp 211,5 miliar. Sisa dana kampanye akan digunakan BPN untuk operasional hingga penetapan hasil Pemilu 2019, pada 22 Mei 2019.
"Dari pengeluaran, yang paling besar adalah untuk bahan kampanye sebanyak Rp 60,8 miliar. Setelah itu pertemuan tatap muka Rp 21 miliar. Desain alat peraga Rp 8,8 miliar, rapat umum Rp 33,7 miliar," tambahnya.
Sebelumnya, Ketua KPU, Arief Budiman, mengatakan masa laporan dana akhir kampanye Pemilu 2019 akan berakhir pada Kamis (2/5). KPU meminta seluruh peserta pemilu mau melaporkan dana akhir kampanye mereka tepat waktu.