Kamis 02 May 2019 18:02 WIB

Desa Wisata di Jatim Terus Dikembangkan

Jatim ingin membangun wisata berbasis pedesaan.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa beraktivitas di ruang kerjanya di kompleks Kantor Gubernur Jatim di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (15/2/2019).
Foto: Antara/Moch Asim
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa beraktivitas di ruang kerjanya di kompleks Kantor Gubernur Jatim di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (15/2/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa terus mendorong terwujudnya pariwisata berbasis pedesaan yang disebutnya Desa Wisata Cerdas Maju Sejahtera (Dewi Cemara) di Jatim. Khofifah ingin, promosi pariwisata yang cakupannya hingga skala internasional, mampu mempromosikan wisata berbasis pedesaan yang terus dikembangkan di Jatim.

"Kita berharap bahwa akan ada tambahan wisatawan asing terutama yang akan masuk ke Jawa Timur. Fokusnya kita ingin bagaimana membangun wisata berbasis pedesaan. Sangat banyak keindahan lokal kearifan lokal yang belum tereksplor," kata Khofifah saat membuka Majapahit International Travel Fair (MITF) ke-20, di Grand City, Surabaya, Kamis (2/5).

Gubernur perempuan pertama di Jatim itu meyakini, dengan besarnya ruang di pedesaan, bisa terus dikembangkan potensi wisatanya, melalui optimalisasi dana desa. Khofifah juga ingin agar kesempatan ini menjadi tonggak pendorong desa agar bisa terus berkembang.

Khofifah melanjutkan, otonomi pengelolaan dana desa yang besar, diharapkan menjadi pemicu dan pemacu tumbuhnya potensi ekonomi, sosial dan budaya di pedesaan. Menurutnya ini penting, karena kebetulan di Jawa Timur disparitias kemiskinan antara desa dan kota itu sangat lebar.

Kemiskinan di kota, lanjut Khofifah, hanya 6,9 persen. Sedangkan kemiskinan di pedesaan mencapai 15,2 persen. "Kalau ada basis ekonomi yang tumbuh di desa maka akan menjadi alat untuk peningkatan percepatan kesejahteraan masyarakat di desa," ujar Khofifah.

Khofifah mencontohkan, keberhasilan Desa Pujon Kidul di Kabupaten Malang yang berhasil mengembangkan desanya menjadi desa wisata. Hanya dalam waktu dua tahun saja, desa wisata ini sudah mampu memberikan sumbangsih pendapatan asli daerah (PAD) ke Pemkab Malang sebesar Rp 2,5 miliar.

Desa wisata Pujon Kidul juga diakuinya telah menyerap 600 tenaga kerja dengan pendapatan rata-rata Rp 1,5 juta hingga Rp 4 juta per bulan. Bahkan, lanjut dia, jika akhir pekan tenaga yang diserap bisa mencapai 800 orang.

"Betapa sebetulnya ketika desa wisata itu tumbuh dan didukung dengan satu perluasan informasi dan promosi, maka akan jadi perluasan sentra ekonomi baru. Tentunya membawa manfaat ekonomi dan kesejahteraan bagi masyarakat di sana," kata mantan Mensos tersebut. 

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur Sinarto mengkungkapkan, jika ditotal, saat ini ada sebanyak 290 desa wisata di Jawa Timur, mulai yang masih dalam embrio dan yang sedang dikembangkan. Sedangkan yang sudah mampu mendatangkan wisatawan, ada sebanyak 26 desa wisata.

"Sekarang ada sebanyak 15 desa wisata kita coba untuk dikembangkan. Kita beri pendampingan supaya bisa semakin mengelola potensi yang ada. Promosinya juga kita bantu hingga skala internasional," kata Sinarto.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement