REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon anggota legislatif (caleg) PDI Perjuangan Kapitra Ampera yang juga mantan penasihat hukum Habib Rizieq mengakui keinginannya menjadi Jaksa Agung.
Kapitra menegaskan, keinginannya untuk menduduki posisi strategis itu sah-sah saja. Justru menurut dia, yang aneh adalah apabila ada tokoh partai yang bukan mendukung atau mengusung Jokowi, namun tiba tiba meminta jatah Ketua MPR.
Kapitra pun menyindir Ketua Umum PAN, yang tiba-tiba berkomunikasi dengan Jokowi dan dikabarkan meminta jatah posisi Ketua MPR.
"Kenapa Zulkifli Hasan atau PAN boleh, saya gak boleh. Sementara mendukung Jokowi dan kader PDI Perjuangan," ujarnya. Jika tak terpilih sebagai Jaksa Agung, Kapitra berharap bisa bergabung dengan pemerintahaan Jokowi ke depan jika capres 01 itu terpilih lagi.
Ketum PAN Zulkifli Hasan telah bertemu dengan Jokowi. Namun
Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno membantah bahwa pertemuan antara Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dan Presiden Jokowi adalah untuk meminta jatah wakil ketua DPR dan ketua MPR untuk PAN.
Eddy pun kembali menegaskan bahwa partainya tetap berkomitmen berada di Koalisi Indonesia Adil Makmur bersama Partai Gerindra, PKS, Demokrat, dan Berkarya.
"Kembali saya tegaskan bahwa PAN berkomitmen dalam Koalisi Indonesia Adil Makmur bersama-sama partai pendukung Prabowo - Sandi. Pernyataan TKN yang mengatakan kita minta ini itu jelas tidak benar dan menimbulkan persepsi bahwa PAN akan hengkang dari koalisi" kata Eddy dalam keterangannya.
Eddy menjekaskan saat ini seluruh kader partainya tengah berkonsentrasi untuk mengamankan suara di Dapil masing-masing. Kader PAN juga memastikan suara calon presiden yang kita usung tetap terjaga dan tidak tercecer.
"Kita sudah tidak ada energi lagi untuk mengurusi isu terkait pindah koalisi. Para kader juga tidak terpengaruh dengan isu ini dan percaya bahwa DPP PAN tidak akan pindah koalisi," ungkapnya.
Dia pun meminta agar kader PAN di seluruh Indonesia tidak menggubris terkait pemberitaan-pemberitaan terkait PAN yang akan keluar dari koalisi 02. Ia menegaskan, tidak ada yang perlu diragukan dari komitmen PAN di Koalisi Indonesia Adil Makmur.