Jumat 03 May 2019 06:00 WIB

Kepala BRG Sebut Asap Lintas Negara Jadi Sejarah

Nazir mengatakan asap lintas batas sudah nol sejak 2016.

Red: Andi Nur Aminah
Kabut Asap Karhutla: Warga melintas di jalan yang berkabut asap pekat dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di kota Dumai, Dumai. Riau, Sabtu (23/2/2019).
Foto: Antara/Aswaddy Hamid
Kabut Asap Karhutla: Warga melintas di jalan yang berkabut asap pekat dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di kota Dumai, Dumai. Riau, Sabtu (23/2/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Kepala Badan Restorasi Gambut (BRG) Nazir Foead mengatakan bahwa asap lintas batas negara sudah menjadi sejarah untuk Indonesia. Di sela-sela The 6th Singapore Dialogue on Sustainable World Resources di Singapura, Kamis (2/5), Nazir mengatakan asap lintas batas sudah nol sejak 2016.

Hal yang perlu dicatat, lanjutnya, pada 2019 ketika gambut di Riau terbakar, lahan di Malaysia juga terbakar. Angin mengarah ke Sumatera, namun karena tidak terlalu besar asapnya tidak sampai. "Kita sudah usaha sekuat mungkin. Presiden juga memantau, hasilnya baik dalam tiga tahun ini. Hasil koordinasi lebih bagus, sumber daya manusia dan kelembagaan sudah bagus dan terlatih," katanya.

Baca Juga

Dia pun optimistis sampai 2020 akan tertangani transboundary haze. Nazir mengatakan tidak mungkin tidak ada titik api. Tapi kalau tidak ada asap lintas batas di ASEAN itu mungkin terjadi. Swedia dan Amerika Serikat (AS) yang tidak memiliki ladang berpindah pun juga mengalami kebakaran hutan dan lahan cukup luas. Kebakaran hutan di AS mencapai empat juta hektare (ha) di 2016 dan 2,6 juta hektare di 2017.

Presiden Jokowi, lanjutnya, memerintahkan untuk melakukan tiga hal mulai dari pencegahan munculnya asap karena karhutla. Tiga hal itu adalah dengan melaksanakan restorasi gambut, mengembangkan sistem peringatan dini yang dibangun bersama dengan BNPB, BPPT dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk memonitor kebasahan gambut. Lalu respons cepat di mana sumber daya manusianya sudah terlatih dan selalu siaga di sana.