REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Seorang warga negara Turki yang menderita luka-luka dalam serangan mematikan di dua masjid di Kota Christchurch, Selandia Baru, pada 15 Maret lalu meninggal dunia. Kabar duka tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu pada Kamis (2/5).
Dengan demikian jumlah korban meninggal dalam serangan-serangan itu yang dikatakan oleh Menlu Mevlut sebagai 'aksi kejam' bertambah jadi 51. "Kami kehilangan warga negara kami Zekeriya Tuyan, yang menderita cedera parah dalam serangan kejam itu di Christchurch," cuit Menlu Mevlut di akun Twitternya.
Seorang kerabat Tuyan mengatakan kepada kantor berita Turki Anadolu bahwa Tuyan telah menjalani pembedahan pada Kamis (2/5) tetapi ia tak dapat diselamatkan. "Dia telah menjalani pembedahan hari ini, mereka tak dapat menghentikan pendarahan maka kami kehilangannya. Kami gembira karena kami pikir keadaannya akan membaik, ia telah berjuang selama 15 hari," kata Yahya Tuyan, menurut Anadolu.
Brenton Tarrant, 28 tahun, tersangka asal Australia, telah didakwa melakukan pembunuhan dengan melakukan penembakan terburuk di masa damai Selandia Baru. Sebanyak 50 orang lain menderita luka-luka dalam serangan-serangan itu, yang terjadi pada saat sholat Jumat.