Jumat 03 May 2019 14:15 WIB

BI Optimistis Stabilitas Sistem Keuangan Tahun Ini Terjaga

BI berkomitmen melakukan penguatan intermediasi yang didukung permodalan memadai.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolanda
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan keterangan pers tentang hasil Rapat Dewan Gubernur BI bulan April 2019 di kantor pusat BI, Jakarta, Kamis (25/4/2019).
Foto: Antara/Dhemas Reviyanto
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan keterangan pers tentang hasil Rapat Dewan Gubernur BI bulan April 2019 di kantor pusat BI, Jakarta, Kamis (25/4/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, optimistis Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) Indonesia tahun ini akan terjaga. Pertumbuhan kredit dan Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan diperkirakan dalam kisaran 10-12 persen (year on year/yoy) dan 8-10 persen (yoy). 

Menurutnya, siklus keuangan yang telah menunjukkan arah ekspansi, diperkirakan akan terus menguat. Kinerja korporasi nonkeuangan juga terjaga dan terus melanjutkan ekspansi. 

"Kita akan terus mendorong intermediasi perbankan, stance kebijakan makroprudensial akan tetap akomodatif bahkan akan lebih akomodatif. Kita juga akan perkuat strategi moneter kita," ujar Perry dalam acara Peluncuran Buku Kajian Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) Semester II 2018, Jumat (3/5).

Sepanjang 2018, Perry mengungkapkan, SSK dapat terjaga berkat formulasi kebijakan moneter diarahkan lebih akomodatif dalam mendorong permintaan domestik, termasuk kebijakan makroprudensial.

Selain itu, sinergi kebijakan antar otoritas membawa stabilitas cukup baik ditunjukkan dengan NPL rendah 2,37 persen. Efisiensi perbankan juga terus meningkat terlihat dari rasio BOPO diangka 78,33 persen. Sedangkan pertumbuhan kredit tahun lalu mencapai 11,75 persen.

Sepanjang semester II 2018, BI memperkuat kebijakan makroprudensial akomodatif dengan melakukan pelonggaran kembali Rasio Loan to Value/Financiang to Value (LTV/FTV) untuk Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) berupa pelonggaran besran rasio LTV/FTV utk fasilitas kredit pertama, pelonggaran fasilitas inden, & pelonggaran termin pembayaran. 

BI juga menyempurnakan ketentuan GWM LFR menjadi Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM) untuk mendorong intermediasi perbankan.  BI juga secara konsisten senantiasa berupaya mengembangkan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

Ke depan, Bank Indonesia memperkirakan SSK Indonesia akan tetap terjaga. Optimisme tersebut didukung oleh kebijakan Bank Indonesia untuk melanjutkan kebijakan makroprudensial akomodatif. Bank Indonesia akan tetap berkomitmen untuk melakukan penguatan intermediasi yang didukung dengan permodalan dan likuiditas yang memadai. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement