REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wartawan Republika, Muhammad Tiarso Baharizqi (23) ditodong komplotan pencoleng di depan Terminal Pulogadung, Jakarta Timur, Jumat (3/5). Tiga pencoleng menodongkan pisau dan merampas ponsel pintar Tiar.
Tiar menceritakan, pada pukul 10.00 WIB, ia berhenti di depan Terminal Pulogadung untuk mengecek jam lewat telepon genggamnya. Tiba-tiba, tiga laki-laki menghampiri dan mencoba merampas ponsel pintarnya.
"Baru juga turun dari motor udah ada yang nyamperin tiga orang. Hape saya langsung dirampas, saya coba rebut lagi," ujar Tiar, Jumat (3/5).
Salah satu pocoleng berusaha merampas ponsel Tiar. Sedangkan satu orang lagi memegangi bagian belakang motor, agar Tiar tak dapat kabur. Satu orang lainnya berada di sepeda motor yang tak jauh dari Tiar yang digunakan untuk kabur.
Saat Tiar mencoba mempertahankan ponselnya, salah satu pencoleng menodongkan sebuah pisau ke dirinya. "Saya coba rebut lagi, sampai tangan saya berdarah. Akhirnya penjambretnya mengeluarkan pisau, saya tidak berani melawan," ujar Tiar.
Pria yang bertempat tinggal di Bekasi itu pun merelakan telepon genggamnya direnggut komplotan pencoleng tersebut. Tiar mengaku merelakan ponselnya agar tas punggung berisi laptop miliknya tidak ikut dirampas.
Ia pun menyayangkan sikap orang-orang di sekitar lokasi yang tak membantunya. Padahal, saat itu ada sekitar enam orang yang ada di sekitar lokasi kejadian.
"Di sekitar situ ada sekitar enam orang, tapi tidak ada yang bantuin sama sekali," keluh Tiar.
Usai peristiwa nahas tersebut, ia melaporkan hal tersebut ke Polsek Pulogadung. "Akhirnya saya lapor ke kantor polisi terdekat. Sampai sana saya lapor dan cuma di kasih surat keterangan hilang," ujar Tiar.