REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) segera membuka jalur pendakian Gunung Rinjani di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Jalur tersebut telah ditutup sejak terjadinya rentetan gempa bumi pada Juli hingga sepanjang Agustus 2018.
"Kemungkinan pertengahan Mei 2019 sudah dibuka karena kondisi cuaca memungkinkan saat kemarau," kata Kepala BTNGR Sudiyono di Mataram, Jumat.
Sudiyono menyebutkan, empat jalur pendakian tradisional yang akan dibuka adalah Sembalun dan Timbanuh, di Kabupaten Lombok Timur, Senaru di Kabupaten Lombok Utara, dan Aik Berik di Kabupaten Lombok Tengah. Jalur pendakian Sembalun sudah disurvei oleh tim gabungan pada Maret 2018, sedangkan jalur pendakian Senaru disurvei pada 30 April hingga 3 Mei 2019.
Sebanyak 19 tim gabungan melakukan pendakian Gunung Rinjani melalui jalur Senaru. Mereka terdiri atas personel BTNGR, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisia, TNI-Polri, perusahaan jasa pendakian (TO), dan pemandu wisata gunung (guide dan porter).
"Hari ini tim survei jalur pendakian Senaru sudah menyelesaikan tugasnya. Semua sudah turun gunung," ujarnya.
Sementara itu, jalur pendakian Timbanuh dan Aik Berik masih akan disurvei lagi meskipun kondisinya relatif aman dilalui dibandingkan jalur Sembalun dan Senaru. Menurut Sudiyono, hal itu penting dilakukan karena beberapa waktu lalu terjadi cuaca buruk yang berpotensi menyebabkan longsor dan pohon tumbang di sepanjang jalur pendakian Timbanuh dan Aik Berik.
Sudiyono menjelaskan, hasil survei akan menjadi dasar pembuatan rambu-rambu di sepanjang jalur pendakian. Rambu diperlukan agar pendaki berhati-hati.
"Kami memasang rambu-rambu di mana lokasi yang harus pendaki berjalan lambat, lokasi yang harus dilalui dengan kecepatan sedang, dan daerah aman untuk berkemah," ucap Sudiyono.
Menurut Sudiyono, kepastian pembukaan jalur pendakian menunggu izin dari Direktorat Jenderal KSDAE, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Meskipun akan dibuka, aktivitas pendakian masih terbatas karena hanya sampai Pelawangan dan belum direkomendasikan hingga ke Danau Segara Anak mengingat jalur ke sana masih belum aman dan berbahaya bagi keselamatan jiwa manusia.
"Jalur pendakian relatif sudah aman hingga Pelawangan, tapi masih perlu ada perbaikan kerusakan akibat gempa bumi beberapa waktu lalu," katanya.