Jumat 03 May 2019 20:56 WIB

Mardani: #2019GantiPresiden Sudah Tutup Buku

Mardani Ali Sera tak mau lagi mengkampanyekan tagar #2019GantiPresiden.

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Andri Saubani
Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mardani Ali Sera
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mardani Ali Sera

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penggagas Gerakan #2019GantiPresiden Mardani Ali Sera menyatakan, gerakan itu sudah selesai. Menurut Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) masa kampanye telah usai dan harus segera dilanjutkan dengan proses rekonsiliasi.

Mardani yang mengaku, sejak 13 April 2019, ia sudah tak lagi meneriakkan #2019GantiPresiden. Pasalnya, masa kampanye telah usai. Bahkan saat ini, menurut Mardani, kompetisi sudah usai.

Baca Juga

"Kita kembali normal. Ganti presiden sudah tutup buku. Saya tidak mau menyanyikan lagi tidak mau hashtag lagi. Karena itu pada masa kampanye," kata Mardani di Kompleks DPR RI, Jakarta, Jumat (3/5).

Mardani diketahui menggagas gerakan #2019GantiPresiden pada 2018 lalu. Ia menggagas gerakan itu mulai dari media sosial dan terus meluas. Gerakan tersebut bahkan sudah besar sebelum Prabowo Subianto resmi mencalonkan diri sebagai penantang Jokowi-Maruf.

Mardani yang juga Ketua DPP PKS itu menyebut, saat ini kedua belah pihak harus menahan diri dan melakukan rekonsiliasi. Adanya protes pada hasil pemilu harus segera diselesaikan dengan mekanisme yang baik dan benar.

"Kalau itu memang sudah melalui proses yang bagus, complain diselesaikan, itu suaranya rakyat, dan saya harus menghormati. Kalau Pak Prabowo (terpilih) saya sujud syukur, kalau Pak Jokowi (menang) ya berarti saya harus mengawal sesuai koridor," kata Mardani.

Mardani mengakui adanya polarisasi masyarakat yang merupakan bagian dari meningkatnya partisipasi masyarakat. Siapa yang terasosiasi dengan Jokowi, pasti akan berada jauh dari Prabowo.

"Cara terbaik memang elite harus segera mulai komunikasi," ujar diam

Mardani berpesan siapa pun yang menang, maka setiap orang harus bersikap konstruktif. Masyarakat boleh berkompetisi tapi pada saat yang sama tetap kooperatif. Mardani juga meminta baik Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi dan Tim Kemenangan Nasional (TKN) Jokowi-Maruf untuk saling menahan diri.

"Sebaiknya BPN tidak mengomentari TKN, dan TKN tidak mengomentari BPN masing-masing, monggo. Kita apresiasi. Siapa pun pemenangnya, tidak usah ketakutan diambil TKN atau BPN kok. Tinggal tekun saja. Tidak usah saling sahut. Karena yang seperti itu membuat di bawah publik semakin pecah," kata Mardani.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement