REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) memperbarui data jumlah rumah warga yang rusak akibat bencana pergerakan tanah di Kampung Gunungbatu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Menurut BPBD, jumlah rumah terimbas kini menjadi 90 unit.
"Dari hasil pendataan sementara pada Jumat, (3/5) jumlah rumah yang rusak di Desa Kertaangsana, Kecamatan Nyalindung ini menjadi 90 unit padahal selang sehari atau Kamis, (2/5) jumlah rumah yang rusak 73 unit sehingga bertambah 17 unit," kata Kepala Pusat Pengendalian dan Operasi (Pusdalops) BPBD Kabupaten Sukabumi Daeng Sutisna di Sukabumi, Jumat.
Menurut Daeng, jumlah rumah yang terancam telah berkurang dari 36 menjadi 19 unit karena 17 unit di antranya statusnya sudah masuk rusak berat. Bahkan, tidak menutup kemungkinan jumlah yang rusak berat akan terus bertambah karena aktivitas tanah bergeser ini terus meluas.
Tidak hanya rumah, sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), masjid, dan madrasah ikut rusak serta jalan Provinsi Jabar yang berada di sekitar Kampung Gunungbatu juga rusak berat karean aspalnya ambles akibat tanahnya terbelah. Sementara untuk jumlah warga yang yang menjadi korban bencana sebanyak 110 kepala keluarga atau 354 jiwa. Seluruh korban sudah mengungsi ke beberapa titk seperti di posko pengungsian, masjid, sekolah, maupun rumah sanak keluarganya.
"Logistik bantuan untuk korban bencana mencukupi mulai dari makanan siap saji, sembako, perlengkapan makan, tidur dan MCK, vitamin, obat-obatan, susu balita dan pampers telah tersedia. Bantuan dari pihak ketiga seperti perusahaan BUMN maupun swasta dan komunitas terus berdatangan," tambahnya.
Daeng mengatakan masa tanggap darurat bencana pergeseran tanah ini hingga 6 Mei. Tidak menutup kemungkinan masa tanggap darurat akan diperpanjang karena intensitas pergerakan tanah masih terus terjadi dan masif.