REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Barokah di Dusun Blawong, Bantul, melakukan panen perdana demplot atau lahan percontohan padi, Kamis (2/5) lalu. Demplot ini merupakan corporate farming ramah lingkungan binaan Bank Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) bekerja sama dengan Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan Perikanan Kabupaten Bantul.
Kepala Perwakilan BI DIY, Hilman Tisnawan mengatakan, panen dilakukan di lahan seluas enam hektare. Lahan ini dimiliki oleh sekitar 77 masyarakat petani dan pemilik lahan yang digarap oleh tim teknis secara konsolidasi.
Hasil panen sendiri akan dikelola secara bersama untuk dipasarkan. Setelah itu, hasil dari proses produksi perdana ini akan menjadi bahan evaluasi.
"Produksi perdana menjadi bahan evaluasi pada masa tanam berikutnya dalam satu siklus produksi lahan," kata Hilman dalam keterangan resminya, Jumat (3/5).
Hilman mengatakan, penerapan corporate farming ini sejalan dengan tujuan utama BI dalam menjaga stabilitas inflasi. Terutama, lanjutnya, terkait dengan karakteristik inflasi Indonesia yang cenderung bias supply side.
Untuk itu, menjaga pasokan komoditas menjadi faktor fundamental dalam menjaga harga komoditas khususnya bahan pangan. "Peningkatan produktivitas pertanian tentu akan meningkatkan hasil pertanian sehingga pasokan akan terjaga," jelasnya.
Secara ekonomi, sistem corporate farming ini memberi keuntungan berupa efisiensi biaya dna proses produksi. Selain itu, juga meningkatkan produktivitas pertanian, pendapatan dan kesejahteraan petani.
"Juga meningkatkan penguatan kelembagaan petani sehingga akan membuka akses ke lembaga keuangan formal dan mampu menahan laju konversi lahan pertanian produktif ke lahan konsumtif," ujarnya.