REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI -- Pertempuran di Tripoli Selatan, Libya, belum lama ini, telah menewaskan 187 orang dan melukai 1.157. Pemerintah setempat telah mengungsikan sejumlah orang yang terluka ke Tunisia, Turki, Italia, dan Ukraina untuk mendapatkan perawatan medis.
Serangan oleh komandan militer yang berbasis di Libya Timur, Khalifa Haftar, dilakukan untuk mengambil kendali Tripoli, hingga saat ini telah memasuki pekan kelima.
Pemerintah Perjanjian Nasional (GNA) yang didukung PBB di Tripoli mengeluarkan pernyataan sebelumnya pada hari Sabtu (4/5). GNA mengakui 710 pejuang yang tewas dalam perang saudara Libya sejak 2014 sebagai "martir" dalam sebuah langkah yang menurut sumber Pemerintah Tripoli bertujuan untuk memenangkan dukungan pasukan di Zintan dalam perang melawan Haftar.
"GNA mengambil langkah ini dalam upaya mendapatkan dukungan dari kota pegunungan Zintan untuk memperkuat pasukannya guna menghadapi pasukan timur yang dikerahkan oleh komandan militer Khalifa Haftar," kata sumber pemerintah, dilansir Reuters, Ahad (5/5).