REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ketua Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Manshuri menyatakan, harga beberapa komoditas pangan di pasar jelang Ramadhan mulai terpantau naik. Di sisi lain, kebutuhan konsumsi masyarakat sejak Ahad (5/5) kemarin sudah mengalami kenaikan hingga 50 persen.
Dia menjelaskan, dalam menyambut Ramadhan, tren belanja masyarakat sudah terlihat sejak beberapa hari terakhir kendati puncak-puncaknya terjadi hari ini dan diprediksi akan meningkat hingga besok. Menurut dia, apabila tren kenaikan terus konsisten hingga pertengahan Ramadhan, pemerintah perlu menerapkan antisipasi dan strategi jitu untuk menjaga stabilitas harga dan pasokan di pasar.
“Saya kira, kalau tren kenaikan harga ini terus konsisten, akan sangat berbahaya nanti jelang Lebaran,” kata Abdullah saat dihubungi Republika, Ahad (5/5).
Abdullah menjabarkan, beberapa komoditas pangan yang mulai mengalami kenaikan harga di pasar antara lain bawang merah, bawang putih, cabai, ayam, dan daging. Kendati begitu dia mengakui, kenaikan beberapa komoditas tadi kecuali bawang putih, kenaikannya belum signifikan di kisaran Rp 1.000-Rp 1.500 per kilogram.
Dia menambahkan, pemerintah perlu bertindak cepat menjaga stabilitas pasokan di pasar guna mengamankan harga. Sebab, kata dia, pedagang pasar tidak memiliki otoritasasi pengaturan suplai maupun distribusi. Terlebih di beberapa komoditas yang berasal dari impor, kata dia, dia berharap pemerintah dapat merespons dengan cepat sebelum gejolak harga di pasar terjadi.
Dia mencatat, setidaknya ada sejumlah komoditas pangan yang rentan mengalami kenaikan harga pada detik-detik Lebaran maupun dalam hari-hari Ramadhan. Komoditas tersebut antara lain minyak goreng, gula, garam, daging, beras, ayam, telur, bawang merah, cabai, hingga bawang putih.
Berdasarkan catatan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional pada 5 Mei 2019, beberapa komoditas pangan terpantau naik. Rata-rata harga daging sapi kualitas 1 terpantau mengalami kenaikan Rp 300 per kg dan berada di harga Rp 120.900 per kg, cabai rawit hijau mengalami kenaikan Rp 100 per kg di level harga Rp 37.500 per kg.
Masih mengacu catatan tersebut, harga cabai merah keriting mengalami kenaikan rerata nasional sebesar Rp 650 per kg dan berada di level harga Rp 36 ribu per kg. Sedangkan untuk beras, harga terpantau masih normal di kisaran Rp 11.150-Rp 12.450 per kg. Abdullah menambahkan, harga bawang merah di sejumlah pasar juga masih mengalami kenaikan di kisaran Rp 1.500-Rp 2.000 per kg.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman memastikan sudah mengawasi pasokan pangan untuk kebutuhan Ramadhan dan Lebaran. Menurut dia, beberapa komoditas pertanian seperti bawang merah dan cabai sudah mulai memasuki masa panen di beberapa wilayah sentra-sentra produksi.
“Kita sudah siapkan tim khusus, kita petakan itu sentra produksinya,” kata Amran.
Adapun beberapa wilayah sentra produksi bawang merah dan cabai, kata Amran, yang sudah mulai menampung panen adalah Brebes, Nganjuk, Malang, Probolinggo, dan beberapa wilayah lainnya. Dia menambahkan, pihaknya akan menyiapkan semua sentra-sentra tadi untuk memperlancar kiriman cabai dan bawang merahnya ke pasaran.
Saat ini, kata dia, Kementerian Pertanian (Kementan) telah menyiapkan 30 kabupaten yang memiliki sentra produksi dalam menyambut panen. Sedangkan terkait minimnya realisasi serapan beras oleh Bulog, pihaknya enggan berkomentar lebih jauh.
“Yang jelas, kami sudah instruksikan semua elemen untuk menjaga stabilitas harga dan pasokan. Domain kami produksi,” kata dia.
Diketahui, puncak panen raya gabah petani dilaksanakan pada April hingga Mei ini. Namun, sejak kurun waktu tersebut penyerapan Bulog baru berkisar 400 ribu ton dari target realisasi penyerapan sebesar 1,8 juta ton hingga akhir tahun nanti.
Direktur Pengadaan Perum Bulog Bachtiar mengatakan, total penyerapan yang dilakukan Bulog saat ini berkisar 10 ribu ton per hari dan optimistis mampu mengejar target serapan. “Saat ini total beras yang ada di gudang Bulog sudah ada 2.050.000 ton,” kata dia.
Dia menjelaskan, jumlah tersebut berasal dari sisa importasi tahun lalu dan penyerapan panen dalam negeri. Dia menjelaskan, dalam hal penyaluran stok beras yang cukup banyak tersebut, Bulog berencana melakukan ekspor beras ke Malaysia selain juga disalurkan ke pasar dalam negeri.