REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Presiden Joko Widodo membahas rencana operasional Light Rail Transit (LRT) masuk Kota Bogor dengan wakil wali kota setempat, Dedie A. Rachim. Pembahasan dilakukan usai melaksanakan shalat tarawih berjamaah di Masjid Jenderal Besar Soedirman Kota Bogor Jawa Barat, Ahad (5/5) malam.
"Konsen saya kan soal transportasi, beliau menanyakan tentang dua hal. Pertama kesiapan Kota Bogor terkait dengan project LRT masuk ke Kota Bogor," kata Dedie, di Bogor usai berbincang dengan Jokowi. Dia mengatakan bahwa Jokowi juga menanyakan lokasi yang akan dijadikan sebagai stasiun LRT jika pembangunannya masuk Kota Hujan.
"Kedua, beliau menanyakan titiknya di mana, stasiunnya nanti di mana. Nanti kita akan koordinasikan dengan pusat," kata dia.
Dedie mengatakan bahwa kehadiran LRT mampu mengakomodasi mobilitas 120 ribu warga Bogor per hari. Ia memperkirakan 30 persen pengguna kereta rel listrik (KRL) akan beralih ke LRT dan 40 persen pengguna kendaraan roda empat akan beralih ke LRT.
"Kenapa 40 persen? Karena pada tahun 2020 Pemprov DKI Jakarta akan menerapkan sistem Electronic Road Pricing (ERC). Jadi, dari Bogor ke Jakarta para pengguna mobil harus dua kali bayar tol. Ini harus diantisipasi," kata mantan direktur di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu.
Jokowi hadir mengenakan baju koko dan sarung berwana cokelat, sekitar pukul 18.45 WIB di masjid yang letaknya hanya beberapa ratus meter dari Istana Bogor untuk shalat tarawih perdana. Calon presiden nomor urut 01 itu shalat 11 rakaat berdampingan dengan Wakil Wali Kota Bogor, Danrem 061/Suryakancana, dan Kapolres Bogor Kota sampai selesai pukul 20.30 WIB.