Senin 06 May 2019 11:03 WIB

Cara Daarul Quran Optimalkan Potensi

pesantren Daarul Qur'an menerapkan ekonomi proteksi

Rep: Muhyiddin/ Red: Agung Sasongko
Pengurus PPPA Daarul Quran
Foto: dok. PPPA Daarul Quran
Pengurus PPPA Daarul Quran

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Untuk mengembangkan ekonomi pesantren Daarul Qur'an menerapkan ekonomi proteksi yang memiliki konsep, Dari kita, oleh kita, dan untuk kita. Dengan demikian, santri tahfiz Daarul Qur'an tidak perlu membeli kebutuhannya ke luar pesantren.

Karena, lanjut dia, jika santri tahfiz masih membeli kebutuhannya di luar pesantren proses pendidikannya akan terganggu. Apalagi, jika para santri tersebut kemudian terpengaruh dengan kehidupan masyarakat yang tidak baik. "Karena itu, unit-unit usaha kita bangun dari dalam untuk menopang kegiatan lembaga dan juga ada bonus untuk SDM-nya," jelasnya Ketua Daarul Quran, Ustaz Ahmad Jameel..

Tidak seperti pesantren-pesantren lainnya, Daarul Qur'an memiliki ciri khas tersendiri. Menurut Ustaz Jameel, ciri khas utama Daarul Quran tentunya adalah pesantren yang menerapkan tahfiz Alquran. Selain itu, kata dia, Daarul Quran juga selalu mempertahankan hal-hal yang baik dan terbuka terhadap inovasi-inovasi terbaru.

"Selain ciri khasnya itu, anak-anak kita ini juga punya kekhasan di bidang leadership. Kemudian, kegiatan ekskulnya juga mendunia," ujarnya. Dream 5 Benua mendapatkan sam butan yang sangat baik dari masyarakat.

Karena itu, Daarul Qur'an mengajak masyarakat untuk membantu mewujudkan pendirian 100 pesantren di lima Benua tersebut. "Kita ajak orang lain. Ayo Indonesia yang punya tanah kurang lebih dua hektare, strategis tempatnya, dan Anda punya uang untuk membangun di awal, mari gabung. Kita bikin Daarul Qur'an," kata Ustaz Jameel.

Namun, tambah dia, setelah tanah wakaf tersebut menjadi pesantren Daarul Qur'an, pihak wakif tidak boleh melakukan intervensi dalam pengelolaannya. Mereka harus menyerahkan tanah wakaf tersebut 100 persen untuk dijadikan tempat pembibitan para penghafal Alquran. "Pencapaian yang kita peroleh saat ini sangatlah tidak dibilang sebuah pencapaian kalau di dalam prosesnya kita tidak melibatkan Allah," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement