REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Pembangunan Masjid Taman Sriwedari sudah mencapai 40 persen. Bangunan menara utama masjid tersebut sudah terlihat menjulang.
Wakil Wali Kota Solo yang juga Ketua Panitia Pembangunan Masjid Taman Sriwedari, Achmad Purnomo, mengatakan proses pembangunan masjid dikerjakan oleh kontraktor dari PT Wika. "Bangunan secara keseluruhan sudah 40 persen. Target panitia bisa selesai pada akhir 2020," ujarnya, Senin (6/5).
Purnomo menjelaskan saat ini yang sudah tampak yakni menara dan bangunan induknya. Selain itu, bangunan fondasi bawah juga sudah selesai. Konstruksi bangunan utama juga telah diselesaikan.
Panitia tinggal melakukan pemasangan atap dan melakukan finishing serta bangunan pendukung di sekitar masjid. Sirap masjid terbuat dari kayu ulin yang didatangkan khusus dari Kalimantan. Sirap tersebut sudah datang dan dalam proses pemasangan.
Untuk menara utama, saat ini ketinggiannya sudah 104 meter. Panitia tinggal membuat bangunan di menara tersebut setinggi 10 meter.
"Nantinya tinggi menara 114 meter sesuai dengan jumlah surat di Alquran. Alhamdulillah topping off atau penyelesaian puncaknya sudah, tinggal bangunannya yang 10 meter," imbuh Purnomo.
Selain menara utama setinggi 114 meter, Masjid Taman Sriwedari juga akan dilengkapi empat menara lain masing-masing di setiap sudut dengan tinggi 30 meter. Bangunan penunjang lainnya berupa guest house, taman, dan kolam.
Menurutnya, yang membutuhkan waktu lama dalam pengerjaan yakni proses finishing mencakup bangunan penunjang di sekitar masjid. Sebab, total luas lahan mencapai 17 ribu meter persegi. Sedangkan bangunan utama masjid luasnya hanya sekitar enam ribu meter persegi.
"Halamannya kami buat indah supaya kesan Taman Sriwedari ada. Menaranya dibuat teknisi dari Austria. Nanti warga bisa naik ke menara untuk melihat Kota Solo," ucapnya.
Pembangunan Masjid Taman Sriwedari sepenuhnya mengandalkan sumbangan dan iuran dari masyarakat serta para donatur baik pribadi maupun instansi. Saat ini, sejumlah instansi dari swasta dan BUMN telah menyalurkan tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR) untuk pembangunan Masjid Taman Sriwedari.
Namun, Purnomo enggan menyebutkan siapa saja para penyumbang masjid. Ini karena kebanyakan donatur berpesan tidak mau disebutkan namanya.
"Kami minta doa restu dan semangat warga Solo untuk bersama-sana melu handarbeni. Kalau ada yang berkenan memberikan sumbangan donasi kami terima dengan baik. Karena itu kami harapkan ke depan akan menjadi masjid pemersatu, masjid idola dan kebanggaan Kota Solo," paparnya.