Senin 06 May 2019 23:04 WIB

Isu Ustaz di Serang Dibunuh PKI, Polda Banten: Itu Hoaks

Pelaku penganiayaan adalah seseorang yang tengah depresi akibat masalah rumah tangga.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Andri Saubani
Kabid Humas Polda Banten  AKBP Edy Sumardi  menghimbau warga banten untuk menggunakan hak  pilihnya. Selasa, (16/4).
Foto: dok. Humas Polda Banten
Kabid Humas Polda Banten AKBP Edy Sumardi menghimbau warga banten untuk menggunakan hak pilihnya. Selasa, (16/4).

REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Banten, AKBP Edy Sumardi Priadinata menuturkan bahwa isu di media sosial terkait penganiayaan berujung kematian kepada seorang seorang ustaz di Kabupaten Serang oleh anggota Partai Komunis Indonesia (PKI) adalah berita bohong atau hoaks. Menurutnya, yang benar adalah pelaku penganiayaan merupakan orang yang sedang depresi karena masalah rumah tangga.

"Yang bersangkutan (pelaku) adalah murid ngaji korban, dugaan sementara motif pelaku adalah karena depresi ditinggal cerai oleh istrinya," tutur Edy, Senin (6/5).

Edy meyakinkan, bahwa penganiayaan dengan cara membacok ulama oleh tersangka  R yang merupakan warga Bogor, adalah karena depresi yang dialami tersangka. Adapun, hoaks yang beredar di media sosial, R adalah anggota PKI.

Sebelumnya, seorang ustaz berinisial S asal Kampung Keramat, Kabupaten Serang meninggal karena dibacok oleh tersangka R pada Kamis (2/5) lalu. Tersangka R adalah murid yang menginap di pesantren milik korban pada hari itu.

Penganiayaan ini lalu dijadikan bahan hoaks oleh orang tak bertanggung jawab di media sosial yang dikaitkan dengan serangan PKI terhadap ulama sehingga menjadi viral. Edy mengaku hingga saat ini kronologi dan motif pelaku masih didalami petugas kepolisian lantaran tersangka R masih dalam perawatan medis karena dihajar massa.

"Polda Banten meminta masyarakat agar tetap tenang dan tidak mempercayai kabar bohong tersebut," tutur Edy.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement