REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Boeing Co mengakui teknisinya telah mengetahui adanya masalah pada sistem peringatan pilot dalam pesawat jenis 737 MAX, sekitar setahun sebelum terjadinya tragedi Lion Air JT 610. Kejadian ini menewaskan 189 orang pada Oktober 2018.
Kepala Humas Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Indrianto mengatakan pihaknya saat ini masih lebih menekankan investigasi kecelakaan pesawat Lion Air. "Pada investigasi ini juga dibantu oleh pihak Boeing untuk menguji peralatan AOA yg diduga mengalami kerusakan," ujarnya ketika dihubungi Republika.co.id, Senin (6/5).
Sementara Corporate Communications Strategic of Lion Air, Danang Mandala Prihantoro mengatakan perusahaan ‘angkat tangan’ perihal kejadian tersebut. Bahkan, melimpahkan perkara ini sepenuhnya ke pihak Boeing.
“Perusahaan no comments. Boleh konfirmasi lebih lanjut ke pabrikan bersangkutan,” ujarnya ketika dihubungi.
Sebelumnya perusahaan pesawat terbang The Boeing Company menyatakan terdapat kegagalan sistem pada Boeing 737 seri MAX. Pada saat pengiriman perdana ke maskapai pemesan, termasuk Lion Air, pada 2017 para insinyur Boeing mengetahui masalah pada perangkat lunak seri MAX yang berkaitan dengan AOA (angle of attack) Disagree.