Selasa 07 May 2019 07:44 WIB

Benarkan Petir Dapat Menjatuhkan Pesawat?

Serangan petir dapat menyebabkan kegagalan fungsi teknis

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Budi Raharjo
Pesawat SSJ-100 milik Aeroflot Airlines terbakar dalam pendaratan darurat di Bandara Sheremetyevo, Moskow, Rusia, Ahad (5/5)
Foto: @artempetrovich via AP
Pesawat SSJ-100 milik Aeroflot Airlines terbakar dalam pendaratan darurat di Bandara Sheremetyevo, Moskow, Rusia, Ahad (5/5)

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Sebuah kecelakaan pesawat menggemparkan Rusia, Ahad (5/5) kemarin. Pesawat Jet Aeroflot berjenis Sukhoi Superjet-100 lepas landas pada pukul 18.02 waktu setempat menuju Murmansk, Rusia Utara. Namun tak lama setelahnya, awak pesawat mengirimkan sinyal bahaya akibat kerusakan yang terjadi karena cuaca buruk.

Pesawat kemudian mencoba dua pendaratan darurat. "Pada pendekatan pertama pesawat itu berjalan terlalu cepat, dan saat percobaan kedua, sistem otomatis pesawat gagal mendaratkan pesawat dengan mulus," kata kantor berita Rusia Interfax.

Interfax melaporkan, jet itu tiga kali menabrak landasan dan menghancurkan bagian bawah belakangnya. Kemudian puing-puing masuk ke mesin dan menghancurkannya.

Interfax mengatakan, pesawat itu mendarat dengan tangki bahan bakar penuh karena kru kehilangan kontak dengan pengendali lalu lintas udara, dan terlalu berbahaya untuk memutuskan membuang bahan bakar di atas Moskow. Pesawat mendarat dalam kondisi sayap kiri terbakar hebat. Dikabarkan, 41 orang dari 78 penumpang dan kru pesawat itu dinyatakan meninggal dunia.

Aeroflot mengatakan bahwa keluarga korban meninggal dunia kecelakaan itu akan menerima satu juta rubel atau sekitar 15.300 dolar AS atau sekitar Rp 219 juta. Sementara para korban luka-luka akan diberikan dana kompensasi sebesar 7.650 dolar AS atau sekitar Rp 109 juta. Presiden Rusia, Vladimir Putin juga dilaporkan akan menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban.

Namun benarkah petir dapat menjatuhkan sebuah pesawat? Dengan jutaan penerbangan komersial terjadi setiap tahun, sambaran petir di udara sudah sering kali terjadi.

Pesawat tradisional yang dibuat menggunakan aluminium, biasanya mampu menahan serangan petir, dengan cangkang atau "kulit" pesawat bertindak sebagai perisai. Kulit pesawat akan mendistribusikan listrik tanpa menyebabkan kerusakan dan memungkinkan pesawat untuk melanjutkan perjalanan dengan aman.

Beberapa pesawat yang lebih baru dibangun menggunakan bahan yang lebih ringan yang memiliki konduktivitas listrik yang lebih rendah, seperti serat karbon, yang perlu dilindungi dengan wire mesh atau foil. Namun elektronik dan koneksi ke tangki bahan bakar pesawat ini sangat terlindung, sehingga mampu melindungi mereka dari ledakan listrik eksternal.

Serangan petir dapat menyebabkan kegagalan fungsi teknis, menyebabkan pesawat mengalihkan atau melakukan pendaratan darurat karena alasan kehati-hatian, meski kecelakaan setelah insiden seperti itu masih jarang terjadi. Namun, dalam kejadian yang berlangsung selama beberapa detik itu, penumpang selamat mengaku dapat mendengar suara keras atau melihat kabin menyala dengan lampu kilat yang terang.

Satu-satunya kecelakaan fatal Sukhoi Superjet-100 yang terjadi sebelumnya adalah pada saat demonstrasi penerbangan di Indonesia pada tahun 2012. Pesawat itu menabrak lereng gunung, menewaskan semua 45 penumpang yang disebabkan oleh kesalahan manusia.

sumber : bbc.com
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement