REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekspansi tentara Arab menuju Cina tidak terlepas dari peran Gubernur Umayyah untuk Khurasan Qutaibah Ibn Muslim yang melakukan ekspansi menuju Asia Tengah. Seperti yang ditulis Philip K Hitti dalam bukunya History of the Arabs, dari pusat pemeritahannya di Khurasan, Qutaibah mengendalikan 40 ribu pasukan Arab di Basrah, 7.000 pasukan di Kufah, dan 7.000 tentara bayaran. Dengan jumlah pasukan yang cukup besar itu, Qutaibah berhasil melakukan bebe rapa ekspedisi militer di Transoxania, Asia Tengah.
Pada 705, Qutaibah menguasai Takaristan, tahun 706-709 menaklukkan Bukhara, tahun 710 hingga 712 menguasai Samarkand dan Khawarizm, tahun 713 hingga 715 memimpin ekspedisi militer menuju provinsi-provinsi Jaxartes (Sir Darya), terutama Ferghana. Penaklukan yang dilakukan Qutaibah menandai masuknya kekuatan Islam di Asia Tengah yang saat itu dikuasai oleh Cina dan suku-suku nomaden Mongolia.
Jaxartes merupakan batas politik dan ras antara bangsa Persia dan Turki. Melintasnya pasukan Islam di Jaxartes memunculkan tantangan baru bagi orang-orang Mongolia dan para pengikut agama Buddha. Tak hanya di Jaxartes, di Bukhara dan Samarkand juga terdapat banyak kuil peribadatan agama Buddha.
Dengan datangnya tentara Islam, umat Buddha kala itu berpindah memeluk Islam meskipun di antara mereka ada yang menjadi Muslim untuk menghindari pajak. Namun kemudian, Bukhara, Samarkand, dan Khawarizm menjadi pusat tumbuhnya Islam di Asia Tengah.
Sejarawan al-Tabari mengatakan, penaklukan Qutaibah berlanjut hingga mencapai pinggiran wilayah kekaisaran Cina. Namun, yang sebenarnya terjadi adalah penaklukan dilakukan oleh para penerus Qutaibah, Nashr bin Sayyar. Nashr ditunjuk oleh Khalifah Hasyim (724-743) dari Dinasti Umayyah sebagai gubernur pertama Transoxania.
Dengan dikuasainya Transoxania, membuat interaksi antara Islam dan Cina semakin terbuka lebar. Hinnga akhirnya, pada 738 hingga 740, tentara Arab berhasil menaklukkan sebagian wilayah besar yang pernah diserbu oleh Qutaibah. Hingga kemudian, tentara Arab berhasil menduduki Turkistan yang memantapkan supremasi Islam di Asia Tengah hingga kekuasaan Islam tidak bisa diganggu lagi oleh orang-orang Cina selama 1.000 tahun lagi.