REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno membeberkan dugaan kecurangan pemilihan umum (pemilu) yang telah dipaparkannya bersama Prabowo Subianto. Sandi mengatakan telah membeberkan sejumlah fakta yang ia temui di lapangan kepada media asing.
"Semua ini adalah fakta. Poitik uang, KPK menemukan 400.000 amplop yang diisi uang untuk dipakai sebagai serangan fajar, ini bisa dibilang money politics," kata Sandi di kediaman Prabowo di Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin, (6/5) malam WIB.
Fakta lainnya, lanjut Sandi, selama masa kampanye paslon 02 selalu kesulitan untuk mendapatkan izin berkampanye. Sandi mengaku mengalami itu sendiri kesulitan tersebut.
Tidak jarang dirinya dapat kabar yang tiba-tiba bahwa izin kampanye dicabut begitu saja, atau izin yang harusnya diterima ternyata tidak jadi harus berubah tempat di menit-menit terakhir. "Alat peraga kampanye juga banyak dirusak," beber Sandi.
Sandi mengatakan, indikasi kecurangan yang terjadi telah menciderai proses demokrasi. Gelaran pemilu terancam tidak berlangsung demokratis. Sementara rakyat menghendaki pesta demokrasi yang berlangusng jujur dan adil.
"Selama 10 hari ke belakang, saya sudah keliling beberapa provinsi. Saya kira sudah sangat jelas, dan rakyat sudah berbicara lantang bahwa mereka menginginkan perubahan. Rakyat juga menginginkan pemilu yang jujur dan adil," kata Sandi.