Selasa 07 May 2019 18:34 WIB

Pekan Depan Nasib Blok Corridor akan Diputuskan Pemerintah

Blok Corridor memiliki cadangan gas nomor tiga terbesar di Indonesia

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
Ladang migas
Foto: S Soemarsono/Republika
Ladang migas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah hingga saat ini belum memutuskan nasib keberlanjutan kontrak dari Blok Corridor. Blok dengan cadangan gas cukup banyak ini rencananya akan diputuskan nasibnya pada pekan depan.

Blok yang terletak di Banyuasin, Sumatera Selatan ini akan habis kontrak pada 2023 mendatang. Karena tercatat memiliki cadangan gas nomor tiga terbesar di Indonesia banyak pihak yang menyatakan minat atas blok ini.

Baca Juga

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Kementerian ESDM, Djoko Siswanto menjelaskan pada pekan depan pemerintah baru bisa berbicara ke publik terkait nasib Blok Corrdior yang sudah diincar oleh banyak investor ini. Sayangnya, Djoko masih enggan menjelaskan siapa yang akan mendapatkan hak kelola atas blok ini.

"Dalam waktu dekat. Insyaallah minggu depan, insyaallah ya," ujar Djoko di Kementerian ESDM, Selasa (7/5).

Disisi lain, Deputi Perencanaan SKK Migas, Jaffe Arizon Suardin menjelaskan terkait Blok Corridor sendiri sebenarnya baik pemerintah, SKK maupun kontraktor existing saat ini masih mempunyai waktu yang cukup panjang jika berbicara tentang alih kontrak. Hanya saja, benar kata Jaffe bahwa keputusan hak kelola blok ini jika memang dipercepat maka akan ada waktu transisi yang dilakukan antara kontraktor baru dan lama agar menjaga produksi gas.

"Sebenarnya Blok Corridor akan habis kontraknya 2023. kita masih punya waktu sebenrnya dan peemerintah rencana akan memutuskan dengan cepat. Supaya produksi tidak turun dan produksi bisa dijaga," ujar Jaffe di Kementerian ESDM, Selasa (7/5).

Sebagaimana diketahui, Blok Corridor memang cukup layak diperebutkan karena memiliki cadangan migas yang cukup besar. Produksi gasnya berkontribusi hingga 17 persen dari total produksi gas nasional.

Pengelolaan blok migas ini juga sangat strategis karena akan terintegrasi dengan Blok Rokan dan Kilang Dumai di Riau.

Selama ini Blok Corridor dikelola oleh ConocoPhillips dengan hak partisipasi sebesar 54 persen. ConocoPhillips mulai mengelola Blok Corridor sejak 2012 setelah mengakuisisi Gild Resources.

Pemegang hak kelola lainnya adalah Pertamina sebesar 10 persen dan Repsol Energy 36 persen. Kepemilikan hak kelola Repsol naik setelah membeli hak kelola Talisman Energy Inc senilai 8,3 miliar dolar AS.

Kontrak Blok Corridor akan berakhir 19 Desember 2023. Adapun saat ini ConocoPhillips sudah mengajukan proposal perpanjangan kontrak di Blok Corridor. Selain Cophi, perusahaan dalam negeri, Medco Energi juga menyatakan minatnya atas blok ini.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement