REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bulan Ramadhan tiba, saatnya umat Muslim menjalani ibadah puasa selama sebulan penuh. Namun tantangan terhadap daya tahan tubuh bisa dialami saat menjalani puasa Ramadhan. Ini terjadi karena terbatasnya asupan nutrisi sementara menjalani aktivitas berintensitas sama dengan hari-hari biasa.
Hal ini dibenarkan oleh Medical Advisor of PT Bayer Indonesia, dr Suci Sutinah Diah Suksmasari. Menurutnya kondisi tubuh atau daya tahan tubuh bisa menurun saat puasa.
Apalagi di minggu pertama puasa, tubuh kita harus adaptasi dengan perubahan. Mulai dari perubahan waktu makan. Biasanya dari pagi, siang dan malam sekarang hanya ketika sahur dan berbuka.
Selain menahan lapar dan haus, di bulan suci Ramadhan, umat Muslim juga tetap beraktivitas. Bahkan di bulan Ramadhan aktivitas bukannya berkurang namun malah bertambah banyak.
Belum lagi kondisi kota-kota besar seperti di Jakarta membuat orang berpuasa bertambah besar tantangannya. Mulai dari polusi, perubahan cuaca di mana panas hujan tidak bisa diprediksi, dan tantangan lainnya.
"Sebagus-bagusnya persiapkan diri puasa. Tantangan di Ramadhan banyak, bayangkan aktivitas sama, selama aktivitas tidak ada asupan atau berkurang. Ada yang puasa saat berbuka makan digeber, ada juga yang tidak. Bagaimanapun daya tahan tubuh pasti menurun saat puasa. Terekspos polusi cuma tidak menentu sebelum puasa terjadi, apalagi saat puasa," ujarnya.
Jadi walaupun memiliki banyak manfaat untuk kesehatan, lanjutnya, yang hidup di kota besar terutama Jakarta, akan banyak sekali manfaat puasa yang terkikis. Karena itu, menurutnya sebaiknya harus persiapkan daya tahan tubuh sebelum puasa.
"Polusi akan menyebabkan stres oksidatif. Antioksidan dalam tubuh berkurang. Sebelum puasa sudah alami terpapar polusi, kemudian ditambah puasa, ditambah makanan yang tidak pernah kita konsumsi sebelumnya. Saat puasa makan apa saja tidak ada pilihan atau seleksi," ujarnya.
Selain itu, sistem kekebalan tubuh yang menurun membuat orang gampang sakit. Sementara bulan puasa waktunya silahturahmi dan beribadah, kalau sakit tidak puasa. "Badan panas demam tidak enak, otomatis kurang aktivitas beribadah," ujarnya.