REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun EL Tari, Bambang Setiajid mengatakan, wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT), berpeluang terkena dampak bibit siklon tropis. Dampak yang ditimbulkan oleh bibit siklon tropis itu antara lain, hujan dengan intensitas sedang hingga deras, angin kencang dan gelombang tinggi di wilayah perairan laut.
Dia mengemukakan hal itu, berkaitan dengan dampak siklon tropis terhadap cuaca di wilayah provinsi berbasis kepulauan itu dalam beberapa hari ke depan ini.
"Dalam dua hari terakhir, bibit siklon tropis dengan kode 93S terpantau berada di Laut Banda sebelah selatan Maluku, tepatnya di sekitar 6.9 °LS 128.5°BT," kata , kata Bambang Setiajid, Rabu (8/5).
Dari hasil pantauan BMKG, diketahui bibit siklon tropis tersebut memiliki kecepatan angin maksimum di pusatnya mencapai 25 knot dan tekanan minimum hingga 1006 hPa.
Bibit siklon ini diprediksi akan menguat dan mencapai intensitas siklon tropis dalam 24 - 48 jam ke depan. Adapun pergerakannya mengarah ke Selatan-Barat Daya atau menjauhi wilayah Indonesia.
Keberadaan bibit siklon Tropis 93S diprakirakan akan mengakibatkan kondisi cuaca buruk di beberapa wilayah di Indonesia, antara lain hujan dengan intensitas sedang-deras berpeluang terjadi di wilayah Maluku bagian tenggara, dan NTT bagian timur.
Dampak lain adalah angin dengan kecepatan diatas 25 knot atau 48 km/jam berpeluang terjadi di NTT, Maluku, dan Papua bagian selatan.
Dan gelombang dengan ketinggian 4.0 - 6.0 m berpeluang terjadi di Laut Banda bagian selatan, Perairan Kepulauan Sermata-Kepulauan Letti, Laut Arafuru bagian barat.
"Karena itu, masyarakat diimbau agar waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang serta potensi gangguan transportasi laut akibat angin kencang dan gelombang tinggi," kata Bambang.