REPUBLIKA.CO.ID, LAGOS -- Presiden Nigeria Muhammadu Buhari mengatakan, setidaknya satu juta anak-anak Nigeria secara paksa dipisahkan dari orang tua mereka akibat kekerasan Boko Haram. Buhari mengatakan hal tersebut dalam pertemuan dengan Presiden Majelis Umum PBB, Maria Garces di ibu kota Nigeria, Abuja, Selasa (7/5).
"Kami mencatat setidaknya satu juta anak tidak mengenal orang tua mereka atau dari mana mereka berasal," ujar Buhari seperti dilansir di Anadolu Agency, Rabu (7/5).
Menurutnya, pemberontakan di kawasan negaranya telah memicu krisis kemanusiaan. Selain itu, pemberontakan Boko Haram menghancurkan infrastruktur publik. Ia pun meminta dukungan internasional untuk membangun kembali.
Buhari mengatakan, setengah dari 30 juta orang di Nigeria terkena dampak pengeringan Danau Chad. Ia juga mencari dukungan global untuk merevitalisasi danau.
"Jembatan telah diledakkan. Sekolah, rumah sakit, gereja, masjid, dan bangunan lainnya telah hancur. Semua ini akan direhabilitasi, dan setiap bentuk bantuan internasional disambut baik," katanya.
Dia menambahkan, kondisi pengungsi menyedihkan. Garces melakukan kunjungan kerja satu hari ke Nigeria. Garces mengatakan, Nigeria telah menjadi pendukung utama PBB.
Ia pun berjanji meningkatkan dukungan global bagi efek yang mengganggu dari perubahan iklim di wilayah Danau Chad. Dia juga memuji peran Nigeria dalam operasi pemeliharaan perdamaian dan meningkatkan komitmennya untuk advokasi hak asasi manusia.