REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG----Bandara Internasional Kertajati (KJT) menyambut baik pemindahan rute penerbangan ke luar Jawa yang saat ini masih dilayani di Bandara Husein Sastranegara (BDO) Bandung. Menurut Direktur PT BIJB Muhamad Singgih, pergeseran penerbangan itu untuk membagi peran dua bandara yang saat ini masih sama-sama beroperasi di satu provinsi yang sama.
Singgih mengatakan, segala yang berkaitan dengan operasional ke bandarudaraan di Kertajati sudah dinyatakan siap. Bahkan, moda transportasi sebagai penunjang optimalisasi penerbangan dari bandara terbesar kedua setelah Soekarno-Hatta tersebut akan beroperasi lagi jika penerbangan kembali dibuka dari Kertajati, Majalengka.
"Kita pertama-tama ingin mengapresiasi dan terima kasih kepada Pak Menhub (Budi Karya Sumadi) yang sudah memiliki komitmen sejak awal untuk meramaikan Bandara Kertajati ini," ujar Singgih dalam keterangannya kepada wartawan, Rabu (8/5).
Perlu diketahui, dalam rapat bersama Kementerian Perhubungan di Jakarta Selasa 7 Mei 2019, telah disepakati pembagian peran sementara antara Husein Sastranegara dan Kertajati. Rapat dihadiri pemangku kepentingan otoritas bandara, dan operator Bandara Kertajati PT Angkasa Pura II.
Hasilnya, Husein Sastranegara tetap beroperasi dengan melayani rute di dalam Pulau Jawa dan Bandar Lampung. Adapun rute internasional, Husein tetap melayani ke Malaysia dan Singapura. Sedangkan rute jarak jauh atau keluar pulau Jawa seluruhnya akan dialihkan ke Kertajati.
"Pelaksanaannya bisa sebelum lebaran atau setelah lebaran. Tapi maksimal itu 15 Juni 2019," katanya.
Pertimbangan pengalihan rute jarak jauh juga, berkaitan dengan lalu lintas udara di Kertajati yang masih terbilang lengang. Berbanding terbalik dengan Husein Sastranegara yang sudah begitu padat melayani penerbangan setiap harinya. Keputusan akhirnya diambil agar Bandara Kertajati bisa optimal dari segi pelayanan penerbangan.
Singgih mengatakan, fasilitas Bandara Kertajati sudah sangat siap melayani penerbangan domestik maupun internasional. Panjang landasan sudah 3000 meter x 60 meter, serta parking stand dapat menampung 22 pesawat. Sehingga, memantapkan bahwa bandara ini siap melayani penerbangan kapan saja.
Dari sisi konektivitas, kata Singgih juga tidak ada masalah. Karena, sambil menunggu rampungnya Tol Cileunyi - Sumedang - Dawuan (Cisumdawu) sebagai akses utama ke Bandara Kertajati, Tol Cipali tetap bisa diandalkan. Tol ini juga yang sejauh ini digunakan moda transportasi menuju Bandara Kertajati. "Bandung ke Kertajati via Tol Cipali itu cuma dua setengah jam menggunakan kendaraan pribadi atau umum," kata Singgih.
Menurut Singgih, sudah ada 12 mitra dan sembilan rute di Jawa Barat yang sudah terlayani dari dan menuju Bandara Kertajati. Selain travel ada Perum Damri, moda transportasi yang sudah menyediakan dan menambah armadanya kapan saja jika dibutuhkan.
Mitra transportasi untuk menjangkau Bandara Kertajati, kata dia, adalah Bandung, Indramayu, Tasikmalaya, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Majalengka, Kuningan, Purwakarta, Cirebon dan Kabupaten Bekasi. Seluruhnya mulai melayani penumpang kembali pada 15 Mei 2019. "Artinya masyarakat tidak perlu khawatir lagi bagaimana menjangkau Bandara Kertajati. Ini juga akan terus berkembang ke daerah lain seiring permintaan masyarakat," kata Singgih.