Rabu 08 May 2019 13:05 WIB

CIA Peringatkan Aktivis Saudi di Norwegia Terancam

Aktivis Iyad el-Baghdadi diberi suaka politik di Norwegia pada 2015.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Ani Nursalikah
Aktivis Arab Iyad El-Baghdadi.
Foto: twitter
Aktivis Arab Iyad El-Baghdadi.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (CIA) dalam laporan terbaru, Selasa (7/5), mengatakan, aktivis Arab Saudi di Norwegia menghadapi ancaman potensial dari Arab Saudi. Intelijen Amerika Serikat telah menghubungi pihak berwenang Norwegia pada 25 April mengenai potensi ancaman terhadap kehidupan aktivis Iyad el-Baghdadi dari Arab Saudi.

"Sesuatu yang gila mengenai keselamatan pribadi saya, terjadi dua pekan lalu yang saya belum bebas untuk bicarakan, tetapi saya bicara hari ini. Dua pekan terakhir ini sangat menegangkan. Saya harap saya berhasil menghadapi tekanan," tulis Iyad el-Baghdadi di Twitter, dilansir Anadolu Agency, Rabu (8/5).

Baca Juga

El-Baghdadi dibawa oleh pihak berwenang Norwegia ke lokasi yang aman di mana dia diperingatkan akan mendapatkan ancaman. El-Baghdadi beberapa waktu lalu mengatakan kepada Guardian, Saudi telah membidiknya. Namun, kata dia, Saudi tidak memiliki ide tentang cara apa yang akan dilakukan untuk menangkapnya.

"Mereka meyakinkan saya mereka menganggapnya sangat serius. Mereka datang untuk bersiap-siap," katanya.

Ia menjelaskan, satu regu polisi memindahkannya ke lokasi yang aman dan memberi pengarahan tentang situasinya.

El-Baghdadi adalah seorang penulis kelahiran Palestina dan seorang aktivis pro-demokrasi yang menjadi pengkritik vokal Putra Mahkota Saudi Muhammad bin Salman (MBS). Dia diberikan suaka politik di Norwegia pada 2015 setelah ditangkap dan diusir dari Uni Emirat Arab.

Juru kampanye pro-demokrasi ini aktif di Twitter dan telah memperoleh banyak pengikut karena analisisnya yang satir dan langsung. Kritiknya fokus mengenai pemerintah Timur Tengah, termasuk keluarga Kerajaan Saudi dan masalah politik di wilayah tersebut.

Menyusul pembunuhan Jamal Kashoggi, seorang jurnalis Saudi yang bekerja untuk Washington Post, el-Baghdadi memperingatkan, MBS akan menjadi lebih berbahaya jika dia tidak dimintai pertanggungjawaban oleh Barat. "Jika mereka lolos dengan penculikan, langkah selanjutnya adalah pembunuhan di ibu kota Anda, dan saya tidak bercanda sedikit pun," katanya di Twitter.

Aktivis yang blak-blakan itu memperingatkan, MBS masih berusaha membungkam kritik terhadap Pemerintah Saudi di luar kerajaan. Menurut el-Baghdadi, masalah jangka panjang bagi MBS adalah meningkatnya jumlah orang Saudi yang berpendidikan yang aktif secara politik dan tinggal di luar kerajaan.

Berita tentang ancamannya datang berbulan-bulan setelah penyiksaan dan pembunuhan Kashoggi di dalam Konsulat Arab Saudi di Istanbul Oktober lalu. Pembunuhan Khasoghi menyebabkan kemarahan internasional dan menimbulkan kecaman luas terhadap MBS.

Setelah pembunuhan itu, CIA menganggap MBS memerintahkan untuk membunuh Khashoggi yang juga warga AS. Namun, terlepas dari bukti, pemerintah Donald Trump menyangkal peran MBS dalam pembunuhan dan terus mendukung Putra Mahkota.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement