REPUBLIKA.CO.ID, LAHORE -- Sembilan orang tewas akibat serangan bom di kuil sufi terbesar di kota Lahore, Pakistan, Rabu (8/5). Ledakan tersebut dekat dengan Data Darbar, yang merupakan salah satu tempat suci terbesar di Asia Selatan.
Kuil tersebut kini ditutup oleh pihak keamanan. Wakil Inspektur Jenderal Kepolisian Lahore, Ashfaq Khan mengatakan, target utama dalam serangan bom tersebut adalah polisi.
"Polisi adalah target utama dalam serangan ini. Kami sedang mengumpulkan bukti forensik untuk memastikan sifat ledakan. Serangan ini telah menewaskan sembilan orang dan 24 lainnya cedera," ujar Khan.
Khan mengatakan pihak berwenang telah mengantisipasi peringatan keamanan secara umum, tetapi tidak ada peringatan khusus tentang ancaman terhadap Data Darbar. Data Darbar merupakan kuil terbesar kedua di negara itu dan banyak dikunjungi oleh warga.
Juru bicara tim penyelamat, Muhammad Farooq mengatakan sekitar tujuh atau delapan orang dalam kondisi kritis. Banyak korban luka-luka merupakan polisi dan warga sipil. Polisi berjaga di jalan utama menuju kuil, dan rumah sakit berada dalam keadaan siaga.
Para sufi telah berada di Pakistan selama berabad-abad. Mereka kerap menjadi sasaran oleh militan Muslim Sunni garis keras di masa lalu. Kekerasan militan telah menurun tajam di Pakistan, setelah tindakan keras yang berkelanjutan dalam beberapa tahun terakhir dan selama dua tahun terakhir di Lahore, kota terbesar kedua Pakistan.
Para pejabat memperingatkan bahwa serangan itu menyoroti perlunya kewaspadaan orang-orang yang menjalankan ibadah Ramadhan. "Orang-orang harus tetap waspada terhadap lingkungan mereka ketika akan beribadah," ujar Menteri Provinsi Punjab, Mian Aslam.