REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gejolak politik global dalam sebulan terakhir memicu sentimen pergerakan harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) bulan April 2019. Berdasarkan perhitungan, ICP bulan April 2019 merangkak naik sebesar 4,71 dolar per barel menjadi 68,31 dolar per barel dari bulan sebelumnya, yaitu 63,60 dolar per barel.
"Harga ini telah ditetapkan melalui Keputusan Menteri ESDM nomor 75 K/12/MEM/2019 pada tanggal 6 Mei 2019," kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi di Kementerian ESDM, Rabu (8/5).
Agung menjelaskan, kenaikan ICP didorong oleh kenaikan harga minyak mentah utama di pasar internasional akibat adanya ketegangan politik. "Beberapa negara seperti Amerika Serikat (AS) tidak akan memperpanjang waiver atas embargo ekspor minyak mentah Iran dan Venezuela serta adanya perang saudara di Libya menjadi factor utama," jelasnya.
Ada pula faktor lain, imbuh Agung, seperti penghentian pasokan minyak mentah melalui jalur pipa Druzhba dari Rusia ke sejumlah negara di Eropa (sekitar 700 ribu barel per hari) akibat kontaminasi Klorida yang berpotensi merusak fasilitas kilang. Di samping itu, terjadi peningkatan permintaan minyak mentah global terutama untuk sweet medium/heavy crude seiring sosialisasi pemberlakukan regulasi IMO (International Maritime Organization) di tahun 2020 mengenai batasan kandungan sulfur dalam marine fuel.
Berdasarkan publikasi OPEC (Organization of the Petroleum Exporting Countries) bulan April 2019, pasokan minyak mentah OPEC memang turun sebesar 534.000 barel per hari dibandingkan publikasi bulan sebelumnya menjadi sebesar 30,02 juta barel per hari dan merupakan level terendah sejak Februari 2015. Ditambah lagi, adanya pemeliharaan di sejumlah lapangan minyak di Ghana, Azerbaijan, dan Libya.
Sementara itu, Energy Information Administration (EIA) melaporkan Stok gasoline AS pada bulan April 2019 turun sebesar 11,8 juta barel menjadi sebesar 225,8 juta barel dibandingkan stok di bulan Maret 2019. Sedangkan stok distillate AS pada bulan April 2019 turun sebesar 1,2 juta barel menjadi sebesar 127 juta barel dibandingkan stok di bulan Maret 2019.
Sedangkan untuk kawasan Asia Pasifik, peningkatan harga minyak mentah selain disebabkan oleh faktor-faktor tersebut diatas, juga dipengaruhi oleh peningkatan pertumbuhan konsumsi bahan bakar di Asia terutama di China karena adanya stimulus ekonomi dari pemerintah China, dan di India akibat peningkatan permintaan minyak mentah di sektor petrokimia.